aku bicara tentang angin menerpa dan air yang membasuh segala yang ia rasa tempatnya, tapi angin lupa tentang bahwa ia membawa air terbang kemanapun air ingin diturunkan. namun air tak pernah melupakan kabikan sang angin yang telah murah hati mengantarkannya berjumpa dengan bumi sang ibu. namun suatu masa angin dan air melupakan sesuatu yang kerap singgah dikehidupan mereka, yaitu awan, awan tak kira wujud kelabu yang mungkin tak bermakna bagi mereka pada suatu hari itu sehingga mereka melupakannya.
awan, ia wujud dari kesedihan menurutku menjadi kelabu dan jatuh membasahi, namun ia juga simbol keselamatan di sawah-sawah yang mulai haus itu. awan tau ia pernah dilupakan oleh angin dan air yang berlalu lalang dihidupnya. awan tau ia tak ayal hanya rasa yang akan luluh dan menghilang begitu cepatnya, sehingga awan seakan sadar diri untuk tak pantas baginya meminta yang lain utnutk mengingatnya. namun air begitu merasa bersalah dalam hidupnya karena ia ingat bukankah angin yang bersedia menemani dan menyelimutinya dalampenantiannya bertemu sang bumi.
awan, ia wujud dari kesedihan menurutku menjadi kelabu dan jatuh membasahi, namun ia juga simbol keselamatan di sawah-sawah yang mulai haus itu. awan tau ia pernah dilupakan oleh angin dan air yang berlalu lalang dihidupnya. awan tau ia tak ayal hanya rasa yang akan luluh dan menghilang begitu cepatnya, sehingga awan seakan sadar diri untuk tak pantas baginya meminta yang lain utnutk mengingatnya. namun air begitu merasa bersalah dalam hidupnya karena ia ingat bukankah angin yang bersedia menemani dan menyelimutinya dalampenantiannya bertemu sang bumi.
Komentar
Posting Komentar