Langsung ke konten utama

hati sebagai penangkal penyakit


Hati sebagai penangkal penyakit
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Terkadang kita tidak menyadari betapa banyak nikmat Allah yang di limpahkan pada kita. Kesehatan adalah salah satu diantara sekian banyak nikmat yang Allah yang sering terlupakan untuk di syukuri. Termasuk nikmat sehat yang tersebut adalah berfungsinya organ-organ tubuh kita dengan baik dan tanpa gangguan. Bayangkan jika ada satu saja organ tubuh kita yang tidak berfungsi normal, tentunya akan sangat mengganggu kehidupan kita. Begitu banyak orang yang menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk membiayai perawatan medis akibat salah satu organ tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Di kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang salah satu organ tubuh yang sangat penting, yaitu organ hati (liver) secara rohani dan jasmani. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengetahui apa itu hati, dan bagaimana caranya hati digunakan sebagai penangkal kesehatan. Karena organ hati itu sangat penting bagi kehidupan kita, secara medis hati organ hati berfungsi untuk mengolah protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan vitamin, zat besi, dan glikogen. Dan secara sufistik hati adalah  Qalbu (qalaba) yang berasal dari bahasa arab, yang artinya adalah hati, terletak di dalam tubuh manusia yang bila di lihat secara lahiriyah sangat berperan penting dalam kehidupan, bahkan bila di lihat dari segi ilmu biologi hati juga menjadi penawar racun bagi tubuh seseorang. Dan secara detailnya akan di bahas dalam pembahasan makalah ini.

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hati?
2.      Bagaimana hati sebagai penangkal penyakit?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hati
Secara medis, organ hati berfungsi untuk mengolah protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan vitamin, zat besi, dan glikogen. Hati juga berfungsi sebagai metabolisme tubuh yaitu mengolah gula, protein dan lemak untuk menghasilkan energi, serta berfungsi untuk membuang hasil proses yang tidak terpakai dan menyaring (detoksifikasi) zat beracun dalam darah. Banyaknya tugas organ ini menjadikannya salah satu organ penting dalam anatomi tubuh kita[1].
Sedangkan secara sufistik hati adalah ilmu pengetahuan, melalui hati seseorang dapat mengenal Tuhannya, dan dengan hati ia dapat mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, serta dengan hati pulalah ia dapat menghayati ayat-ayat syar’iyah dan kauniyah Allah yaitu ciptaan Allah yang ada di jagad raya dan yang ada di dalam jiwa. sebagaimana dalam firman-Nya :
   اأَقْفَالُهَ قُلُوبٍ عَلَىٰ أَمْ الْقُرْآنَ يَتَدَبَّرُونَ أَفَلَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?.
Maksudnya, hatinya terkunci sehingga tidak dapat memperhatikan dan merenungkannya. Dengan adanya ayat tersebut, menekankan bahwasanya hati merupakan kendaraan yang dengannya seseorang dapat menempuh jalan menuju akhirat, karena perjalanan menuju akhirat adalah perjalanan hati, bukan perjalanan jasad.[2]
Hati bila dilihat dari kacamata tasawuf, maka hati akan membentuk perilaku seseorang, karena rasulullah pernah berpesan kepada sahabatnya didalam tubuh kita ada qalbu harus di utamakan, karena rusaknya qalbu lebih berbahaya daripada rusaknya anggota badan. Rusaknya qalbu akan di rasakan akibatnya oleh si pemiliknya, apalagi di akhirat nanti. Tetapi rusaknya anggota badan hanya akan di rasakan hanya di dunia saja dan berkahir ketika datangnya sebuah kematian. Baik tidaknya amalan kita akan di tentukan oleh keadaan hati kita[3].

B.     Hati sebagai penangkal penyakit
Hati manusia bisa di jadikan sebagai penangkal penyakit jika hatiya bersih dan sehat, dan di janjikan akan bertemu Allah. Dan tanda-tandanya yaitu: imaannya kokoh, mensyukuri nikmat, tidak serakah, hidupnya tentram, khusuk dalam beribadah,, banyak berdzikir, kebaikannya selalu meningkat, segera sadar jika lalai atau berbuat salah dan suka bertaubat. Kebaikan kebersihan hati dan keistikomahan hati tidak akan bisa di capai kecuali dengan membersihkannya dari berbagai penyakit dan melindunginya dari berbagai noda yang dapat merusaknya.  Hati menjadi essensial dari perilaku dan kehidupan manusia, jika semuanya baik maka akan baik, dan bila buruk maka semuanya buruk.  Hati yang buruk inilah yang di sebut sebagai penyakit hati. Yang mampu merusak gambaran dan kehendak hati. Semua penyakit hati adalah penyakit yang muncul dari seringnya melakukan maksiat atau hidup dalam lingkungan-lingkungan kemewahan dan penuh kenikmatan,barang siapa selamat darinya maka selamatlah ia. Orang yang mempunyai penyakit hati akan membenci kebenaran yang bermanfaat dan menyukai kebatilan yang membawa kepada kemadharatan[4]. Bahkan Ahli psikologi Islam pula seperti al-Razi, Samih Atif al-Zin dan Hassan Langgulung melihat tekanan emosi dari sudut kegelisahan jiwa atau emosi manusia seperti gelisah, kecewa, bimbang keterlaluan dan takut. Emosi ini wujud kerena hati manusia tidak beriman kepada Allah. Di samping itu, tekanan juga dikaitkan dengan ketakutan, marah, benci,  penyakit ini biasanya terwujud dalam hal sebagai berikut[5]:
1.      Syirik (menyekutukan Allah)
Baik syirik kecil atau besar, syirik adalah kezaliman yang sangat besar dan merupakan pokok segala kerusakan dan keburukan, hati bisa menjadi gelap, bahkan mati dan binasa karena syirik (menyekutukan Allah).
مُهْتَدُونَ وَهُمْ الْأَمْنُ لَهُمُ أُولَٰئِكَ بِظُلْمٍ إِيمَانَهُمْايَلْبِسُووَلَمْ اآمَنُو الَّذِينَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Hati di ciptakan agar kita mengenal penciptanya dan mengagungkannya, dan kebinasaan hati terletak pada hal yang sebaliknya, maka tidak akan ada kebaikan dan kelapangan hati tanpa merealisasikan hal-hal tersebut.
2.      Mematuhi kehendak nafsu
Ketika seseorang memathui kehendak nafsu dan melakukan kemaksiatan, maka satu kegelapan masuk ke dalam hatinnya bersamaan dengan kemaksiatan yang dilakukan, apabila jika diteruskan secara terus menerus tanapa bertaubat maka lambat laun ia akan terjerumus ke dalam kehancuran sementara ia tidak menyadarinnya.
3.      Hasad atau iri hati
Hasad adalah harapan seseorang agar nikmat orang lain hilang, bahkan sekalipun dia tidak mendapatkan manfaat apapun darinya. Manfaat yang di dapat hanya hilagnya rasa sakit dalam hatinnya. Hasad atau iri Dapat menghapus pahala-pahala kebaikan dan memperbanyak dosa, Sunnah nabawiyah telah mengharamkan hasad ini, dan tidak membolehkannya kecuali dalam dua hal.
Rasulullah saw bersabda: tidak ada hasad atau iri kecuali dalam dua hal, pertama orang yang di beri harta oleh Allah kemudian menggunaknnya delam kebajikan dan orang yang di beri ilmu oleh Allah kemudian dia mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain[6]. Dalam hadits yang lain juga berkata: “Jauhilah hasad, sesungguhnya bani adam membunuh saudaranya karena iri.....[7]
4.      Ghibah
Perasaan tidak senang kepada orang lain yang mempunyai kelebihan dan akan merasa senang apabila dia juga memperoleh hal yang sama, atau lebih bagus.
Nabi saw. bersabda: jauhilah berprasangka atau zhan karena berprasangka adalah dusta yang paling besar.
5.      Marah
Marah adalah suatu perkara jika menguasai manusia akan mengubahnya menjadi buruk dan bisa menimpannya dengan berbagai penyakit syaraf, seperti penggumpalan darah, tekanan darah tinggi, dan lainnya. Dan tampak pengaruhnya dalam mulut dan dan anggota badan lain.
6.      Bakhil
Bakhil atau kikir adalah salah satu sifat yang membinasakan. Rasulullah saw. bersabda: cinta akan harta dan kehormatan menumbuhkan sifat nifak di dalam hati sebagaimana air menumbuhkan kangkung.
7.      Riya’
Riya’ atau pamer adalah mengerjakan perbuatan bukan karena Allah akan tetapi agar di puji manusia. Dan dapat merusak amal, Nabi saw. bersabda: barang siapa ingin dilihat, maka Allah akan menampakkan maksutnya kepada semua orang dan barang siapa berbuat ingin di dengar orang lain maka Allah akan memperdengarkan maksutnya kepada semua manusia.
8.      Takabbur
Takabbur atau sombong adalah salah satu kejahatan yang besar. Baik sombong kepada Allah, kepada rasul, kepada manusia, atau sombong tidak mau menerima kebenaran. Baik kesombongannya berasal dari ilmunya, hartanya, pangkatnya, atau kedudukannya. Rasulullah saw. bersabda Allah swt berfirman : kesombongan adalah pakaianku dan keagungan  adalah kainku, barang siapa melawanku dalam dua hal tersebut, aku akan mengalahkannya.
Rasulullah saw. bersabda: tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi, dan tidak akan masuk neraka orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan seberat bisji sawi.
9.      Penyakit hati yang lain.
Adapun penyakit hati yang lain, seperti (namimah) menyebar fitnah, berkata kotor, mencintai kemashuran, dan lainnya. Rasulullah saw. bersabda, telah melarang ini semua.
Penyakit-penyakit ini sangat berbahaya bagi jiwa, dan selanjutnya berbahaya bagi tubuh, karena terdapat hubungan yang erat antara penyakit jiwa dengan penyakit badan. Rasulullah saw. telah memperingatkan dari penyakit-penyakit ini, karena jika menyelimuti manusia maka akan membawanya kepada kehancuran dan menimpanya dengan berbagai penyakit kejiwaan dan badan.[8]
Salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan menjaga kesehatan yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, upaya untuk tetap sehat tetap tidak boleh keluar dari koridor yang ada. Cukup banyak usaha yang bisa kita lakukan agara terhindar dari berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan jiwa dan raga. Seperti dengan makan makanan yang sehat, kebersihan pribadi, dan usaha-usaha lainnya. Dan usaha tersebut disertai dengan doa dan tawakal kita kepada Allah yang menurunkan penyakit dan menurunkan penawar (obat) nya[9].
Disini terdapat beberapa penangkal yang dapat membantu agar bisa selamat dari berbagai macam penyakit yang terdapat di dalam hati manusia.
a)      Alquran Al-Karim
Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-qur’an sebagai obat hati, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman.
خَسَارًا إِلَّا الظَّالِمِينَ يَزِيدُ وَلَا ۙلِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ شِفَاءٌ هُوَ مَا الْقُرْآنِ مِنَ وَنُنَزِّلُ

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Cara berobat dengan menggunakan Alquran tidak hanya dengan bisa sekedar dibaca saja, melainkan harus memahami dan mengambil pelajaran dari berita-berita yang terkandung di dalamnya dan mematuhi hukum-hukumnya.
Kalimat dalam Alquran mengandung tenaga tak terhingga,  bahkan tenaga nuklir pun tidak bisa menandinginya jika di bandingkan dengan tenaga illahi.
b)      Cinta kepada Allah SWT.
Cinta merupakan akar ibadah dan pengabdian, menurut imam ibnu Qayyim berkata: sesungguhnya hati tidak akan bahagia, tidak akan baik, tidak akan istiqamah, dan tidak akan merasa tentram kecuali dengan mencintai Allah swt.
c)      Berdzikir atau mengingat Allah
الْقُلُوبُ تَطْمَئِنُّ اللَّهِ بِذِكْرِ أَلَا
 Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Dengan kita mengingat Allah secara terus menerus, maka akan tercipta medan elektrimagnetik yang kuat dengan penggabungan suara, gerak, dan niat (mengingat yang tercinta) semua berkosentrasi dalam hati .
d)     Tobat nasuha dan banyak beristighfar
Taubat merupakan jalan hidupnya hati, dan itu harus dilakukan agar ia bisa menjadi baik dan istikomah, sering melakukan taubat dan beristighfar merupakan hal yang dapat membersihkan hati serta dapat memotivasi untuk beramal sholih.
e)      Berdoa kepada Allah, dan banyak meminta kepada-Nya agar Allah memperbaiki dan membersihkan hati dan memberi pertunjuk. Karena doa kita berhubungan dengan Tuhan, dengan segenap hti dan pikiran , jiwa memanggil, menginginkan dan mendekatkan kita kepada Tuhan.
f)       Sering mengingat kehidupan akhirat
g)      Bersahabat dengan orang sholih, bertakwa dan berbuat kebajikan[10].
Dengan kita berteman dengan orang shaleh, maka lambat laun akan berkembang perbuatan amal shalihnya seiring dengan berkembangnya waktu dan menuju kesempurnaan dan kebaikan .
Dengan cara-cara di atas, bisa di jadikan penangkal untuk hati kita yang sedang tidak sehat, dan kita dapat membersihkan hati yang kotor dengan mengokohkan sifat baik antara lain: senang bersyukur, berbaik sangka, rendah hati, sabar, jujur, bersikap adil, lemah lembut dan lain lain, bila di wujudkan dalam kehdiupan sehari-hari, niscaya yang muncul adalah tampilan kepribadian dan simpatik yang akan menenangkan siapapun. Namun perlu di ingat semua penyakit datangnya dari Allah dan kesembuhan juga datangnya dari Allah, seorang pembimbing dan konseling begitupun juga dokter hanyalah sebuah perantara saja, yaitu antara Allah dan pasien.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara sufistik hati adalah  Qalbu (qalaba) yang berasal dari bahasa arab, yang artinya adalah hati, terletak di dalam tubuh manusia yang bila di lihat secara lahiriyah sangat berperan penting dalam kehidupan, bahkan bila di lihat dari segi ilmu biologi hati juga menjadi penawar racun bagi tubuh seseorang.
Hati manusia bisa di jadikan sebagai penangkal kesehatan jika hatiya bersih dan sehat, dan di janjikan akan bertemu Allah. Dan tanda-tandanya yaitu: imaannya kokoh, mensyukuri nikmat, tidak serakah, hidupnya tentram, khusuk dalam beribadah,, banyak berdzikir, kebaikannya selalu meningkat, segera sadar jika lalai atau berbuat salah dan suka bertaubat.
Hati yang buruk atau sedang sakit adalah hati yang terindikasi dengan penyakit hati seperti syirik, iri hati atau dengki, riya’, takabur dan lainnya yang dapat merusak kondisi hati seseorang
Obat penawar bagi hati yang sakit adalah Alquran al karim,  Cinta kepada Allah SWT, Berdzikir atau mengingat Allah, Tobat nasuha dan banyak beristighfar. Sering mengingat kehidupan akhirat, Bersahabat dengan orang sholih, bertakwa dan berbuat kebajikan.
B.     Kritik dan Saran
Saya menyadari akan adanya kekurangan dari segi sistematika dan kontennya. Maka dari itu, masukan dan kritikan sangat saya harapkan demi kebaikan kita kedepannya.







Daftar Pustaka
Al-Asqalani, Hajar, Ibnu. 2010. Bulugul Maram. Jakarta: Akbar Media.
As-sayyid, Abdul Basit muhammad 2005. Metode pengobatan preventif rasulullah saw. Jakarta: Amzah.
Al-Muslih, Khalid bin Abdullah , 2011. Menuju hati bersih www.yufid.com
Minausi, Adika.  2015. Kesehatan Muslim, mengobati penyakit hati, Yogyakarta: Pustaka Muslim  (edisi 15, tahun 2).
Rohman, Kholilur.  2009. Terapi penyakit hati menurut ibnu taimiyah dalam perspektif bimbingan konseling islam. (online), vo.3 no.2 (jurnaldakwahdankomunikasi).

Hasyim, Hasanah. 2014(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=401091&val= 6785&title=PERAN%20BIMBINGAN%20KONSELING%20ISLAM%20DALAM%20MENURUNKAN%20TEKANAN%20EMOSI%20REMAJA).
.



[1] Majalah kesehatan muslim. Hlm 23
[2] Menuju hati yang bersih. Hlm 5
[3] Al-hafifzh ibnu hajar al-Asqalani, bulugul maram, (jakarta: Akbar Media), hlm 398.
[4] Kholilur rohman, 2009. Terapi penyakit hati menurut ibnu taimiyah dalam perspektif bimbingan konseling islam. (online), vo.3 no.2 (jurnaldakwahdankomunikasi).diakses pada 11 maret 2018.  Hlm 12.
[5] Hasyim Hasanah , 2014 (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=401091&val=6785&title=PERAN%20BIMBINGAN%20KONSELING%20ISLAM%20DALAM%20MENURUNKAN%20TEKANAN%20EMOSI%20REMAJA), (, diakses 11 mare 2018).
[6] HR. Al-Bukhori, Muslim, dan At-Tirmidzi.
[7] Kanzul Umal oleh Al-Muttaqi Al-Hindi, dan Ibnu Usakir
[8]Abdul Basit muhammad as-sayyid, 2005. Metode pengobatan preventif rasulullah saw. Jakarta: Amzah). Hlm  131-133.
[9] Adika Minausi, 2015. Kesehatan Muslim, mengobati penyakit hati, Yogyakarta: Pustaka Muslim  (edisi 15, tahun 2).  Hlm 27
[10] Khalid bin Abdullah Al-Muslih, , 2011. Menuju hati bersih www.yufid.com . Hlm 29

Komentar

Postingan populer dari blog ini

shuhbah, futuwah dan itsar

keutamaan shuhbah, futuwah dan itsar BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sahabat adalah orang yang bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, sehingga dalam   pembahasan ilmu hadist, para sahabat sangat berperan eksistensinya. Karena para sahabat   merupakan orang yang pertama langsung bertemu dengan Rasul dan hidup di zaman Rasulullah saw., Para sahabat inilah yang meriwayatkan hadist, sebab dia mendengar dan melihat perbuatan apa yang Rasulullah lakukan di zaman hidupnya. Para sahabat sangat berperan sebagai pengganti yang melanjutkan tugas Rasulullah Saw., setelah rasul wafat. Mereka melakukan penyebaran dakwah dengan segala resiko dan tantangan yang harus dihadapinya. Sahabat Rasulullah merupakan generasi yang paling mulia, karena mereka menerima pendidikan secara langsung dari Rasulullah Saw., disamping terdidik dalam suasana wahyu, mereka pula yang menjaga sunnah Rasulullah terpelihara. Sehingga dapat sampai dan berekembang kepad...

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.M Amin Syukur, M.A. JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Dibandingkan dengan binatang, manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis yang tidak berbeda. Namun, dalam hal yang lain manusia tidak dapat disamakan dengan binatang, terutama dengan kelebihan yang dimilikinya, yakni akal, yang tidak dimiliki oleh binatang. Para ahli ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat mengenai manusia. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya kekuatan dan peran multidimensional yang diperankan oleh manusia. Mereka melihat manusia hanya...

tuma'ninah, musyahadah dan ma'rifat

PEMBAHASAN A. Tuma’ninah الطمأنينة ) Secara bahasa tuma’ninah berarti tenang dan tentram. Tidak ada rasa was-was atau kawatir, tak ada yang dapat mengganggu perasaan dan pikiran karena ia telah mencapai tingkat kebersihan jiwa yang paling tinggi. Thuma’ninah adalah suasana ketentraman hati karena terpengaruh oleh sesuatu yang lain. Menurut al-Sarraj tuma’ninah sang hamba berarti kuat akalnya, kuat imannya, dalam ilmunya dan bersih ingatannya. Seseorang yang telah mendapatkan hal ini sudah dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Menurut ibnu Qayyim, “kebenaran adalah identik dengan ketentraman, sedangkan kebohongan adalah identik dengan keraguan dan kegelisahan.” Nabi juga bersabda, kebenaran adalah sesuatu yang menenangkan hati. Thuma’ninah Waktu shalat adalah waktu singkat yang sangat berharga bagi seorang muslim, karena ia sedang menghadap dan bermunajahat kepada Rabbnya yang Maha Tinggi dan Maha Tinggi dan Maha Agung oleh karena itu hendaknya berusaha untuk mening...