Langsung ke konten utama

Konseling Dengan Doa


Konseling Dengan Doa
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Bimbingan dalam konseling yang kerap kali dijumpai di lembaga-lembaga formal termasuk sekolah dan kantor merupakan praktek kecil ari sebuah konseling sendiri. Konseling atau bimbingan yang dilakukan biasanya antara individu dengan individu lain yang bertimbal balik yaitu satu orang (konselor)membantu atau mebimbing satu orang lain (klien) untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau suatu hal yang disampaikan oleh  klien. Dalam perkembangannya konseling  yang merupakan suatu usaha atau cara untuk menyelesaikan masalah dipercaya dapat dilakukan dengan berbagai metode atau pendekatan untuk mencapai penyelesaian. Dalam prakteknya konselor dapat menggunakan berbagai metode  dengan melihat indikator masalah yang dialami klien, namun tak jarang dari beberapa konselor membimbing untuk mencapai pengertian dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah yang dihadapinya. 
Dalam perkembangannya banyak konselor yang menggunakan agama sebagai media konseling dikarenakan dengan mengembalikan seluruh esensi diri pada tuhan adalah wujud yang utuh dari suatu penyandaran. Pentingnya faktor agama dibidang psikiatri dan kesehatan jiwa dapat dilihat antara lain menyatakan bahwa didunia ini ada dua lembaga besar yang berkepentiangan dengan kesehatan dan kesejahteraan manusia yaitu profesi kedoteran khususnya kedokteran jiwa(psikiatri) dan lembaga keagamaan. Dari sinilah engapa konseling dengan do’a merupakan pendekatan yang dapat dilakukan dalam konseling.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Dari Konseling?
2.      Apa Pengertian Dari Do’a?
3.      Bagaimana Menggunakan Do’a Dalam Konseling?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian konseling
Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa latin “consilium artinya “dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami”. Sedangkan  dalam  Bahasa  Anglo  Saxon  istilah  konseling  berasal  dari  “sellan” yang berarti ”menyerahkan”  atau “menyampaikan”. Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut terjadi setiap waktu.[1]
C. Patterson (1959), mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih konseli dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental konseli. Bila definisi ini dikaji lebih jauh, maka beberapa ciri-cirinya yang menonjol akan terlihat, yaitu : merupakan suatu proses, bisa dilakukan dengan satu atau lebih konseli, konselor harus dipersiapkan secara professional, dan hubungan antar pribadi yang andalannya adalah upaya bersama.
Pengertian konseling dibagi menjadi dua, yaitu konseling konvensional dan modern. Konseling konvensional yaitu pelayanan profesional yang diberikan oleh konselor  kepada konseli secara tatap muka agar konseli dapat mengembangkan perilakunya kearah lebih maju.  Pelayanan konseling ini bersifat kuratif dalam arti penyembuhan. Dalam hal ini konseli adalah idividu yang mengalami masalah dan setelah memperoleh pelayanan konseling diharapkan secara bertahap dapat memahami masalahnya dan memecahkan masalahnya.
Sedangkan konseling modern merupakan hasil perkembangan konseling dalam abad teknologi, sehingga proses konseling dipengaruhi oleh kemajuan teknologi khususnya teknologi informatika. Konseling adalah profesi bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli atau kelompk konseli, dimana konselor dapat menggunkan teknologi sebagai media untuk memfasilitasi proses perkembangan konseli atau kelompokkonseli sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial dan aktual serta peluang-peluang ang dimiliki dan juga membantu mereka dalam mengatasi segala permasalahan dalam perkembangan dirinya.  

B.     Pengertian do’a
Pengertian do’a dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan secara terminologi, do'a adalah permohonan atau permintaan dari seorang hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafal yang dikehendaki dan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan.[2]
Doa adalah melahirkan kehinaan dan kerendahaan diri serta menyatakann keinginan dan ketundukan kepada Allah SWT. Dapat disimpulkan bahwa do’a adalah memohon dan meminta kepada Allah SWT dengan kemurahan hati dan ikhlas tanpa memaksakan supaya doanya terkabul.[3]
Pengertian do’a dalam sebuah buku, berarti “yang diperoleh dengan mengemis” dan “mohon”- “meminta dengan sangat, memohon”. Hal ini menunjukkan dua bentuk do’a yang paling lazim yaitu petisi, meminta sesuatu untuk dirinya sendiri: intercesi:  memohonkanuntuk orang lain yaitu untuk meminta sesuatu bagi orang lain. Ada juga do’a-do’a seperti konvesi , pengakuan atau peyesalan dan meminta pengampunan.[4]
Salah satu tindakan keagamaan yang penting adalah berdo’a, yakni memanjatkan permohonan kepada Allah supaya memperoleh sesuatu kehendak yang diridhoi. Dari masa ke masa pengaruh do’a tersebut terus menerus mendapat perhatian penting. Ketentraman yang ditimbulkan oleh do’a itu merupakan pertolongan yang besar pada pengobatan.[5]
Sebagai seorang muslim maka berdoa adalah suatu yang wajib yang mencirikan bahwa kita menjadi hamba yang lemah yang membutuhkan pertolongan Allah. Di dalam Surah Al Baqarah ayat 186, Allah SWT berfirman yang artinya :
“Aku mengabulkan do‟a orang-orang yang berdo‟a apabila ia berdo‟a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku, hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka senantiasa berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah :186)
Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang beriman hendaklah menyertakan dalam setiap usaha kita dengan do’a kepada Allah. Jangan lupa menyerahkan segala usaha yang telah kita tempuh dengan penuh tawakkal kepada-Nya agar Allah senantiasa meridhainya.[6]


C.    Menggunakan do’a dalam konseling


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut terjadi setiap waktu. Konseling konvensional yaitu pelayanan profesional yang diberikan oleh konselor  kepada konseli secara tatap muka agar konseli dapat mengembangkan perilakunya kearah lebih maju. Konseling modern merupakan hasil perkembangan konseling dalam abad teknologi, sehingga proses konseling dipengaruhi oleh kemajuan teknologi khususnya teknologi informatika.
Doa adalah melahirkan kehinaan dan kerendahaan diri serta menyatakann keinginan dan ketundukan kepada Allah SWT. Dapat disimpulkan bahwa do’a adalah memohon dan meminta kepada Allah SWT dengan kemurahan hati dan ikhlas tanpa memaksakan supaya doanya terkabul.
B.     Kritik dan Saran



[1] http://etheses.uin-malang.ac.id/788/5/10410023%20Bab%202.pdf
[2] http://eprints.walisongo.ac.id/1067/3/1105064_Bab2.pdf
[3] Hasbi ash-Shiddieqy,Pedoman Dzikir & Doa,(Semarang: Pustaka Rizki Putra,2010),hlm.61.
[4] Larry Dossey,Healing Words;Kata-Kata Yang Menyembuhkan,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1997),hlm. Xxix
[5] Iyus Yosep,Keperawatan Jiwa Cetakan Keempat  (Edisi Revisi),( Bandung: Refika Aditama, 2011),hlm.342
[6] Rafi’udin,Himpunan Doa-Doa Muslim,(Jakarta: Eska Media, 2011),hlm.1.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

shuhbah, futuwah dan itsar

keutamaan shuhbah, futuwah dan itsar BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sahabat adalah orang yang bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, sehingga dalam   pembahasan ilmu hadist, para sahabat sangat berperan eksistensinya. Karena para sahabat   merupakan orang yang pertama langsung bertemu dengan Rasul dan hidup di zaman Rasulullah saw., Para sahabat inilah yang meriwayatkan hadist, sebab dia mendengar dan melihat perbuatan apa yang Rasulullah lakukan di zaman hidupnya. Para sahabat sangat berperan sebagai pengganti yang melanjutkan tugas Rasulullah Saw., setelah rasul wafat. Mereka melakukan penyebaran dakwah dengan segala resiko dan tantangan yang harus dihadapinya. Sahabat Rasulullah merupakan generasi yang paling mulia, karena mereka menerima pendidikan secara langsung dari Rasulullah Saw., disamping terdidik dalam suasana wahyu, mereka pula yang menjaga sunnah Rasulullah terpelihara. Sehingga dapat sampai dan berekembang kepad...

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.M Amin Syukur, M.A. JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Dibandingkan dengan binatang, manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis yang tidak berbeda. Namun, dalam hal yang lain manusia tidak dapat disamakan dengan binatang, terutama dengan kelebihan yang dimilikinya, yakni akal, yang tidak dimiliki oleh binatang. Para ahli ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat mengenai manusia. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya kekuatan dan peran multidimensional yang diperankan oleh manusia. Mereka melihat manusia hanya...

tuma'ninah, musyahadah dan ma'rifat

PEMBAHASAN A. Tuma’ninah الطمأنينة ) Secara bahasa tuma’ninah berarti tenang dan tentram. Tidak ada rasa was-was atau kawatir, tak ada yang dapat mengganggu perasaan dan pikiran karena ia telah mencapai tingkat kebersihan jiwa yang paling tinggi. Thuma’ninah adalah suasana ketentraman hati karena terpengaruh oleh sesuatu yang lain. Menurut al-Sarraj tuma’ninah sang hamba berarti kuat akalnya, kuat imannya, dalam ilmunya dan bersih ingatannya. Seseorang yang telah mendapatkan hal ini sudah dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Menurut ibnu Qayyim, “kebenaran adalah identik dengan ketentraman, sedangkan kebohongan adalah identik dengan keraguan dan kegelisahan.” Nabi juga bersabda, kebenaran adalah sesuatu yang menenangkan hati. Thuma’ninah Waktu shalat adalah waktu singkat yang sangat berharga bagi seorang muslim, karena ia sedang menghadap dan bermunajahat kepada Rabbnya yang Maha Tinggi dan Maha Tinggi dan Maha Agung oleh karena itu hendaknya berusaha untuk mening...