Langsung ke konten utama

PERKEMBANGAN ALIRAN STRUKTURAL


MAKALAH
PERKEMBANGAN ALIRAN STRUKTURAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah: Sejarah Aliran Psikologi
Dosen Pengampu: Mochammad Sa’id, S. Psi., M. Psi.
Description: Description: Description: logo uin walisongo.png






Disusun Oleh :
1.          Muizzatun Zulfatus S (1604046037)
2.          Reza Maulana             (1604046044)
3.          Nida Basamah A         (1604046061)
4.          Irhaz Puja Laksana      (1604046066)
5.          Firda Fadlilatud D      (1604046067)
6.          Nisa’atul Karimah       (1604046071)
7.          Dani Zulfa Yuliana     (1604046102)
JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017

Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Wawasan yang Muncul tiba-tiba dan Perlawanan Gestalt ?
2.      Bagaimana Pengaruh Anteseden terhadap Psikologi Gestalt ?
3.      Siapa Saja Tokoh-Tokoh dalam Psikologi Gestalt ?
4.      Bagaimana Penyebaran Psikologi Gestalt ?
















Pembahasan
1)      Wawasan yang muncul tiba-tiba
Tenerife, berlokasi 200mil lepas pantai Afrika, adalah pulau paliu terkenal dalam sejarah psikologi; barangkali ia adalah satu-satunya pulau dalam sejarah psikologi. Meskipun demikian, karya psikologi Jerman yang pernah hidup disana pada dekade kedua abad ke 20 tak perlu dipertanyakan lagi jelas merupakan bagian penting dalam sejarah bidang ini.
Wolfgang K Hler mempelajari kera-kera di pulau Tenerife. Bukan, ini bukan kisah tentang hewan lain yang seperti Hans Si  Pintar atau Priscilla Si Babi Cerewet. Hewan-hewan itu telah dilatih, atau di kondisikan, untuk bertingkah laku dalam cara tertentu. Tetapi sampai K hler datang ke Tenerife, orang berfikir bahwa satu-satunya cara hewan dapat belajar dalah melalui cara coba-coba, yakni dengan cara tak sengaja memberi respon yang benar, respon yang membawa makanan sebagai penguat. Sebagian besar hewan riset yang telah kami kutip dalam beberapa bab sebelumnya melibatkan pengajaran hewan untuk bertingkah laku dalam cara apa pun yang diinginkan pelaku eksperimen atau pelatih.
K hler tidak tertarik untuk melatih kera yang ditemuinya hidup di pulau tersebut. Dia yakin bahwa mereka lebih cerdas daripada anggapan orang, dan mereka mampu meyelesaikan masalah dalam cara yang punya banyak kemiripan dengan yang dilakukan manusia. Maka, dia pun menempatkan kera-keranya dalam sebuah kandang besar, memberi mereka alat-alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan makanan yang ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat, kemudian mundur untuk melihat apa yang akan mereka lakukan.
Salah satu kera betina, Nueva mengambil sebuah tongkat yang diletakkan K helr di dekat kandangnya. Dia mengais-ngais tanah dengan tongkat itu untuk sesaat, kemudian hilang ketertarikan dan melepaskannya. Sepuluh menit kemudian sejumlah buah-buahan di luar kandang. Dia menjulurkan satu lengannya keluar melalui jeruji tapi tak bisa menjangkaunya. Dia menjulurkan satu lengannya keluar melalui jeruji tapi tidak menjangkaunya. Dia mulai meregek dan megerang dan melemparkan dirinya ke atas tanah dengan “gerakan putus asa yang paling nyata,” tulis K helr.
Beberapa menit kemudian dia melihat ke arah tongkat tadi, berhenti merengek, dan tiba-tiba meraihnya. Dia menjulurkan tongkat itu melalui jeruji kandang dan menggeret buah sampai cukup dekat supaya dia bisa meraihnya dengan tangannya. Satu jam setelah kejadian itu K helr mengulang eksperimen tersebut. Kali ini Nueva menunjukkan sedikit keraguan. Dia mengambil tongkat dan menggunakannya denagn lebih terampil daripada sebelumnya, sehingga bisa mendapatkan makanan dengan lebih cepat. Yang ketiga kalinya dia segera meraih tongkat, dan bereaksi lebih cepat lagi.
Jelas bagi K helr bahwa Nueva tidak meraba-raba, dia tidak menggunakan metode pembelajaran coba-coba, melakukan serangkaian gerakan acak sampai secara tak sengaja dia menyentuh makanan dengan tongkat. Sebaliknya, gerakannya berorientasi tujuan, memiliki maksud, dan dilakukan dengan sengaja. Hal ini berbeda dengan perilaku kucing-kucing Thorndike yang dimasikkan ke dalam kotak pasel atau tikus-tikus di dalam labirin.
Nueva dan semua simpanse yang dipelajari di Tenerife, menunjukan cara belajar yang berbeda, dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan membantu memunculkan revolusi baru dalam psikologi, sebuah cara lain untuk mendekati studi  mengenai pikiran dan tingkah laku.
·         Perlawanan Gestalt
            Kami telah melacak perkembangan psikologi dari gagasan awal yang dicetuskan oleh Wundt, lalu pengelaborasiannya oleh Titchener melalui aliran pemikiran fungsional dan bidang terapan dalam psikologi, hingga behaviorisme Watson dan Skinner kemudian tantangan kognitif di dalam gerakan tersebut. Pada saat yang kira-kira sama dengan revolusi behaviorisme mendapatkan kekuatannya di Amerika Serikat, revolusi Gestalt mulai merambah psikologi Jerman. Ini sebuah bentuk protes lainnya terhadap psikologi Wundtian, testimoni lebih lanjut terhadap arti penting gagasan Wundt sebagai sebuah inspirasi bagi sudut pandang baru dan sebuah basis untuk meluncurkan sistem-sistem psikologi baru.
            Dalam serangannya terhadap kemapanan psikologi, psikologi Gestalt terutama memfokuskan pada sifat elementistik dari karya Wundt. Ingat bahwa elemen-elemen sensori adalah pondasi dari psikologi Wundt Psikolog Gestalt menjadikan ini sebagai target oposisi mereka. Wolfgang K hler, pendiri psikologi Gestalt menulis, “Kami telah dikejutkan oleh tesis bahwa semua fakta psikologis terdiri dari atom-atom lembam yang tidak saling berkaitan dan yang hampir menjadi satu-satunya faktor yang menggabungkan atom-atom ini dan kemudian memunculkan tindakan adalah asosiasi” (K hler, 1959, hal. 728)
            Untuk memahami protes Gestalt, kami akan mengajak Anda mengingat kembali seperti apa psikologi pada 1912. Behaviorisme Waston memulai serangannya terhadap Wundt dan Titchener serta terhadap fungsionalisme. Riset hewan di laboratorium Pavlov dan Thorndike menunjukkan dampak yang signifikan. Meskipun gerakan psikologi Gestalt terhadap posisi Wundt paralel dengan kebangkitan behaviorisme di AS, tetapi tidak ada kaitan antara keduanya. Dan meskipun kedua liaran pemikiran ini diawali dengan menentang gagasan yang sama, fokus Wundt pada elemen-elemen sensori pada akhirnya keduanya akan saling menentang satu sama lain.
            Perbedaan antara psikologi Gestalt dan behaviorisme segera menjadi jelas. Psikologi Gestalt menerima nilai kesadaran sambil mengkritik upaya untuk mereduksinya menjadi atom-atom atau elemen. Psikologi behavioris menolak untuk mengakui manfaat konsep kesadaran bagi sebuah psikologi ilmiah.
            Psikologi Gestalt merujuk pada pendekatan Wundt (seperti yang mereka pahami) sebagai psikologi brick-and-mortar (dunia nyata), mengimplikasi bagawa elemen (brick: batu bara) disatukan oleh mortar (campuran semen) yang berupa proses asosiasi. Mereka beragumen bahwa ketika kita melihat keluar melalui jendela kita benar-benar melihat lagit dan seperti tera redupnya cahaya dan warna-warna yang dalam cara-cara tertentu mungkin saling terhubung untuk membentuk persepsi kita tentang pepohonan dan langit.
            Lebih jauh, psikologi Gestlat merubah Wundt telah meklaim bahwa persepsi terhadap obyek hanyalah sekedar rangkuman atau kumpulan elemen yang membentuk suatu rangkaian. Meraka memepertahankan pendapat bahwa apabila elemen-elemen sensori digabungkan, elemen-elemen tersebut akan membentuk suatu pola atau konfigurasi yang baru. Sebagai contoh, jika Anda menyatukan sekumpulan nada musik (alat musik), akan muncul melodi atau nada dari penggabungan tersebut, sesuatu yang baru yang tidak terdapat pada nada yang dikeluarkan alat musik manapun secara individual. Cara populer untuk menyatakan pemikiran ini adalah keseluruhan yang berbeda dengan gabungan dari bagian-bagiannya. Untuk keadilan bagi wundt, harus dicatat bahwa dia tahu mengenai hal ini yang terlihat dari doktrin sistesis kreatifnya.
2)      Pengaruh-pengaruh Anteseden Terhadap Psikologi Gestalt
Sama seperti dalam semua gerakan, gagasan protes Gestalt berakar pada gagasan-gagasan sebelumny. Dasar dari posisi Gestalt, yang berfokus pada presepsi menyeluruh, dapat ditemukan dalam karya filosof Jerman Immanuel Kant (1724-1804), yang menulis bukunya dalam pakaian mandi sebut obyek, berarti kita memasuki kondisi mental yang terlihat seperti terdiri dari beberapa potongan dan bagian kecil. Ini seperti elemen-elemen inderawi yang diusulkan oleh empirisis dan asosiasionis Inggris yang telah kita bahas dalam bab 2. Tetapi, bagi Kant, elemen-elemen ini terorganisir secara bermakna bukan melalui suatu proses asosiasi mekanis tertentu. Melainkan dalam proses mempersepsikan pikiran akan membentuk dan menciptakan seluruh pengalaman. Karena itu, persepsi bukanlah kesan pasif ataupun kombinasi dari beberapa elemen inderawi, seperti yang dikatakan kalangan empirisis dan asosiasionis, tetapi pengorganisasian beberapa elemen secara aktif menjadi sebuah pengalaman yang koheren. Dengan cara inilah pikiran memberi bentuk dan bangun kepada data mentah dari persepsi.
            Franz Brentano (bab 4) di Universitas Vienna, yang menentang penekanan Wundt terhadap elemen-elemen pengalaman sadar, mengusulkan agar psikologi mempelajari aktifitas mengalami. Dia menganggap introspeksi Wundt bersifat dangkal dan lebih meyukai observasi yang lebih lunak dan langsung terhadap pengalaman pada saat sedang terjadi. Pendekatan Brentano banyak kemiripan dengan metode-metode Gestalt, psikologi yang muncul belakangan.
            Ernst Mach (1838-1916), seorang profesor fisika di Universitas Praha, berusaha memberi pengaruh yang lebih langsung pada pemikiran Gestalt dengan The Analysis of Sensations (1885). Dalam buku ini, Mach membahas soal pola spasial seperti bangun-bangun geometris dan pola-pola temporal seperti melodi, dan dia menganggap semua ini sebagai sensasi. Sensasi bentuk-ruang dan bentuk-waktu ini independen dari elemen-elemen individualnya. Sebagai contoh, bentuk-ruang sebuah lingkaran bisa berwarna putih atau hitam, besar atau keci, tetapi masih tetap mempertahankan kualitas elementernya yakni keserupaan dengan lingkaran.
            Mach berpendapat bahwa persepsi kita terhadap sebuah obyek tidak berubah, meskipun bila kita mengubang orientasi kita terhadapnya. Sebuah meja tetaplah sebuah meja bagi kita apakah kita melihatnya dari samping, atas, atau dari sebuah sudut. Demikian juga, sebuah nada tetaplah sama didalam persepsi kita meskipun bila bentuk-waktu berubah, yakni ketika ia dimainkan lebih cepat atau lebih lambat
Chritina von Ehrenfels (1859-1932) mengelaborasi gagasan Mach dan mengusulkan kualitas-kualitas pengalaman yang tidak dapat dijelaskan sebagai kombinasi dari beberapa elemen sendori. Dia menyebut kualitas-kualitas ini Gestalt qualit ten (kualitas bentuk), yang merupakan persepsi dari beberapa sansasi individual. Sebuah melodi adalah sebuah kualitas bentuk karena ia terdengar sama meskipun bila dipindahkan ke dalam kunci yang berbeda. Melodi tersebut independen dari sensasi yang merupakan pembentukannya. Nagi Ehrenfels dan para pengikutnya, bentuk itu sendiri adalah elemen yang diciptakan oleh pikiran yang beroperasi pada elemen-elemen sensori. Karena itulah pikiran dapat mencipatakan bentuk dari sensasi-sensasi elementer. Max Wertheimer, salah satu dari tiga tokoh pendiri utama psikologi Gestalt, belajar bersama Ehrenfels di Prah dan mencatat bahwa stimulus terbesar bagi gerakan Gestalt berasal dari karya Ehrenfels.
William James, yang menentang tren elementisme dalam psikologi juga merupakan salah satu tokoh perintis aliran Gestalt dalam psikologi James memandang elemen-elemen kesadaran sebagai abstraksi artifisial. Dia menyatakan bahwa orang melihat obyek sebgai sebuah keseluruhan, bukan sebagai sekumpulan sensasi. Para tokoh utama pendiri psikologi Gestalt, Kurt Koffka dan Wolfgang K helr, mempelajari karya James ketika mereka masih menjadi mahasiswa dia Carl Stumpf.
Pengaruh awal lainnya adalah gerakan di dalam psikologi Jerman dan pskologi yang dikenal dengan fenomologi, sebuah doktrin yang didasarkan pada pendeskripsian pengalaman langsung secara tidak dianalisis atau direduksi menjadi elemen-elemen ataupun diabtraksi secara artifisial. Termasuk du dalamnya pengalaman yang dilaporkan oleh seorang introspektor terlatih dengan bias atau orientasi sistematik.
psikologi fenomenologis yang bekerja dia Universitas G ttingen sejak tahun 1909-1915, periode ketika gerakan Gestalt mulai dikembangkan. Apa yang mereka kerjakan mengantisipasi aliran Gestalt formal, yang di kemudian hari mengadopsi pendekatan mereka.
Perubahan Zeitgeist dalam fisika
Sebuah faktor pemengaruh yang signifikan terhadap perkembangan psikologi Gestalt adalah Zeitgeist, khususnya iklim intelektual dalam fisika. Pada dekade terakhir abad ke-19, gagasan-gagasan dalam fisika menjadi semakin kurang atomistik dengan dikenal dan ditemianya medan kekuatan, yakni wilayah atau ruang yang dilintasi oleh garis=garis kekuatan seperti yang terdapat pada arus listrik.
Contoh klasiknya adalah magnetisme, sebuah properti yang sulit untuk dipahami dalam istilah-istilah tradisional Galilean-Newtonian. Misalnya, ketika serbuk besi ditaburkan dan digoyangkan-goyangkan di atas selembar kertas diletakkan di atas sebuah magnet, maka serbuk besi tersebut akan mengatur dirinya dalam sebuah pola yang khas. Meskipun serbuk besi itu tidak menyentuh magnet, mereka jelas terpengaruh oleh medan kekuatan yang ada disekitar magnet. Cahaya dan listrik diyakini juga beroperasi dengen cara yang sama. Medan kekuatan itu dianggap entitas struktural baru, bukan rangkuman dari pengaruh elemen atau partikel individual. Karena itu, atomisme atau elementisme yang begitu berpengaruh dalam pendirian sairus psikologi yang jauh lebih baru dipertimbangkan kembali dalam fisika. Kalangan fisikawan menggambarkan tentang keseluruhan medan dan organik, sehingga menyediakan amunisi dan dukungan bagi cara-cara revolusioner psikologi Gestalt dalam memandang persepsi. Gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh psikologi Gestalt mencerminkan fisika baru. Sekali lagi, kalangan psikolog berusaha keras meniru sains-sains natural yang sudah mapan.
Dampak ilmu fisika baru terhadap psikologi Gestalt memiliki koneksi personal. K helr pernah belajar bersama Marc Planck, salah satu arsitek fisika modern. K helr menulis bahwa pengaruh Planck dia mempersepsikan sebuah koneksi anatara fisika medan dan konsep Gestalt tentang kesemestaan. K helr melihat langsung adanya kengganan yang semakin besar di dalam fisika untuk menangani masalah atom dan kecenderungan untuk mengganti gagasan ini dengan berfokus pada konsep yang lebih besar, konsep medan. K hler menulis, “Psikologi Gestalt sejak saat itu menjadi semacam aplikasi fisika medan pada bagaian-bagian esensial psikologi”  (1969, hal. 77). Sebaliknya, Waston dalam kenayataannya tak pernah mendapatkan pendidikan ilmu fisika baru. Aliran pemikiran behaviorisnya melanjutkan pendekatan reduksionistik dengan menekankan pada elemen-elemen perilaku. Pandangan ini sesuai dengan atimistik lama dalam fisika.
Fenomena Phi: Sebuah Tantangan Terhadap Psikologi Wundtian
            Psikologi Gestalt timbul dari sebuah studi riset yang dilakukan pada tahun 1910 oleh Max Wetheirmer. Ketika sedang naik kereta api melewati Jerman dalam perjalanan liburanya, Wertheimer mendapatkan sebuah ide untuk berekperimen tentang melihat gerak ketika sebetulnya tidak ada gerakan yang terjadi. Dengan mengabaikan rencana perjalanannya, dia turun dari kereta api di Frankfurt, membeli sebuah stroboskop mainan, dan memverifikasi wawasannya secra sederhana sebagai tindakan awa di kamar hotelnya. Wertheimer nantinya akan melakukan sebuah program riset yang lebih ekstensif di Universitas Frakfurt, bergabung dengan dua orang psikolog lainnya, Koffka dan K helr.
            Masalah riset Wertheimer ini dijadikan subyek oleh Koffka dan K helr, yang melibatkan pemersepsian gerakan kasatmata, yakni persepsi adanya gerakan ketika sebetulnya tidak ada gerakan yang terjadi. Wertheimer merujuk hal ini sebagai “impression” (kesan) gerakan. Wertheimer yakin bahwa fenomena yang diferifikasikan di laboratorium dalam hal caranya sama elemennya dengan sensasi tetapi jelas berbeda dengan sensasi atau serangkaian sensasi. Dia menamainya dengan feomena phi.
            Menurut wundt, intropeksi terhadap stimulus akan menghasilkan dua garis cahaya berurutan dan tidak lagi yang lain, tetapi betapapun kerasnya usaha seorang pengamat mengintropeksi kedua paparan cahaya tersebut, pengalaman satu garis tunggal yang bergerak tetap akan ada. Upaya analisis jauh lebih tidak akan berhasil. Seluruh pengalaman yang merupakan gerakan kasatmata dari garis cahaya dari satu celah ke celah lainnya, berbeda dengan jumlah total dari bagian-bagiannya. Wertheimer menerbitkan hasil risetnya pada 1912 sebagai “Experimental Studies of the Perception of Movement”, sebuah artikel yang dianggap menandai awal mula aliran pemikiran psikologi Gestalt.
3)      Max Wertheimer (1880-1943)
            Dilahirkan di Praha dan belajar di beberapa sekolah sampai usia 18 tahun. Studi hukum ditempuhnya di Universitas Praha, lalu dia mengubah jurusannya ke filsafat, dan mengikuti kuliah-kuliah Ehrenfels untuk selanjutnya meneruskan di Universitas Berlin guna mengejar karir pekerjaan di bidang filsafat dan psikologi. Mendapatkan gelar doktoralnya pada 1904 di Universitas Wuzburg dibawah bimbingan Oswald Kulpe. Dia menetap di Universitas Frankfurt untuk mengajar dan melakukan riset, dan menerima gelar guru besar pada 1929. Selama perang Dunia I, dia melakukan riset militer tentang alat-alat pendengaran untuk membentengi kapal selam dan pelabuhan. Gaya mengajar Wertheimer juga menstimulasi dan pencitraannya sangat jelas; sebagai mahasiswa menerima merasa cara mengajarnya lebih mudah dipahami tetapi ada juga yang menanggapnya tidak jelas dan membingungkan. Kehidupan mahasiswa itu telah berubah secara signifikan. Pada usia 22 tahun dia menikahi dosennya yang berusia 43 tahun, meskipun sang dosen sudah memperingatkannya soal obsesinya terhadap pekerjaannya. Pada tahun 1921 Wertheimer, Koffka, dan K helr dibantu oleh Kurt Golstein dan Hans Gruhle, mendirikan jurnal Psychological Research yang menjadi terbitan resmi aliran pemikiran psikologi Gestalt. Pemerintahan Nazi menangguhkan penerbitannya pada 1938, tetapi menerbitkan dirangkum setelah perang pada 1949.
            Wertheimer adalah salah satu diantara kelompok pertama ilmuwan pelarian yang melarikan diri dari Nazi Jerman ke Amerika Serikat, tiba di New York City pada 1933. Dia bergabung dengan New School of Social Research, tempat dan tetap menjadi anggota di sana sampai kematiannya 10 tahun kemudian. Meskipun tahun-tahunnya di Amerika produktif, dia mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan bahasa dan budaya baru.
            Wertheimer telah memberikan kesan yang kuat kepada psikolog muda Abraham Maslow, yang rupanya sangat tertarik hingga dia mulai mempelajari karakteristik pribadi Wertheimer. Dari observasi terhadap Wertheimer dan beberapa orang lainnya, Maslow mengembangkan konsep akualisasi diri dan di kemudian hari mengusung aliran pemikiran psikologi humanistik.

Kurt Koffka (188-1941)
Kurt Koffka lahir di Berlin, merupakan seorang pendiri psikologi Gestalt yang paling inovatif. Kurt tertarik pada sains dan filsafat kemudian menempatkan pendidikan di Universitas Berlin. Dia belajar psikologi bersama Carl Stumpf, mendapatkan gelar Ph.D  nya  pada 1909. Pada 1911, Koffka menerima sebuah posisi di Universitas Giessen yang berjarak 40 mil dari Frankfurt, tempat dia menetap sampai tahun 1924. Selama Perang Dunia I, dia bekerja menangani para pasien yang mengalami gangguan otak dan penderita afasia disebuah klinik psikiatrik.
Psikologi Gestalt merupakan psikologi yang lebih memfokuskan pada proses-proses kognitif, pada masalah berfikir, belajar, dan aspek-aspek lainnya dari pengalaman sadar. Psikologi Michael Wertheimer, putra dari Max Wertheimer menjelaskan fokus awal Gestalt pada persepsi berikut. ”Alasan utama mengapa para psikolog Gestalt tahap awal mengkonsentrasikan publikasi sistematik mereka terhadap persepsi adalah karena Zeitgeist-nya: psikologi Wund, yang menjadi obyek penentang kalangan Gestaltis yang telah mendapatkan sebagian arena agar dapat menyerang Wundt pada pijakannya yang paling kuat”.
Pada 1921, Koffka menerbitkan The Growth of the Mind, sebuah buku tentang perkembangan psikologi anak yang meraih sukses besar baik di Jerman dan Amerika Serikat. Koffka mengajar sebagai dosen tamu di Universitas Cornell dan Universitas Wisconsin, dan pada 1927 dia mendapat posisi sebagai guru besar di Smith College di Northampton, Massachusetts, tempat dia menetap hingga akhir hayatnya pada 1941. Pada 1935, dia menerbitkan Principles of Gestalt Psychology, sebuah buku sulit yang tidak menjadi pernyataan definitif psikologi Gestalt seperti yang dimaksudkannya.
Wolfgang K hler (1887-1967)
K hler dilahirkan di Estonia, K hler baru berusia lima tahun ketika keluarganya pindah ke Jerman Utara. Pendidikan universitasnya dijalani di Tubingen, Born, dan Berlin. Dan dia menerima gelar Doktoralnya dari Stumpf di Universitas Berlin pada 1909. Kemudian dia melanjutkan ke Universitas Frankfur, tiba disana beberapa saat sebelum Wertheimer dan stroboskop mainannya.
Wolfgang K hler adalah juru bicara gerakan psikologi Gestalt. Buku-bukunya yang ditulis dengan sangat cermat dan presisi, menjadi karya-karya standar dalam psikologi Gestalt. Masa belajar fisika K hler bersama Max Planck telah memengaruhinya untuk memutuskan bahwa psikologi harus bersekutu dengan fisika dan bahwa Gestalten (bentuk atau pola) tidak hanya ada di dalam fisika tetapi juga ada dalam psikologi.
K hler telah menghabiskan waktu tujuh tahunnya untuk mempelajari perilaku simpanse. Dia mencatat karyanya dalam sebuah buku yang kini tergolong klasik The Mentality of Apes (1917) yang terbit dalam edisi kedua pada 1924 dan diterjemahkan dalam bahasa inggris dan perancis. Meskipun awalnya K hler menemukan riset simpanse itu menarik, dia segera merasa bosan bekerja dengan hewan. Dia menulis, “Dua tahun bersama kera setiap hari orang akan menjadi seperti simpanse.. dan memperhatikan sesuatu tentang hewan tidak lagi menjadi sesuatu yang mudah”.
K hler mengusulkan bahwa teori Gestalt adalah sebuah hukuman alam umum yang harus diperluas pada semua sains lainnya. Tentang kehidupan pribadinya K hler pernah menikah dua kali bukan memoligami istri pertamanya, namun menceraikannya dan memutuskan kontak pada anak-anak dari istri pertamanya. K hler meskipun memiliki keluarga sebenarnya dia memiliki anggapan tentang pernikahan, dia memandang pernikahan sebagai sebuah “pembebanan terhadap kebebasannya” dan tidak menyukai kehidupan keluarga. Menurutnya “semua orang seharusnya bebas”. 
Pada tahun akademis 1925-1926, K hler mengajar di Universitas Harvard dan Universitas Clark, dimana dia juga mengajar mahasiswa pasca sarjana tentang cara menari tanggo. Pada 1929, dia menerbitkan Gestalt Psychology, sebuah pertimbangan komprehensif mengenai gerakan Gestalt. Kemudian K hler pindah ke Amerika Serikat, dia mengajar di Swarthmore College di Pennsylvania menerbitkan beberapa buku dan mengedit jurnal Psychological Research. Pada 1956, dia menerima Distinguished Scientific Contribution Award (Penghargaan kontribusi Ilmiah terhormat) dari APA dan pada 1959 dia terpilih sebagai presiden APA.
-          Sifat Perlawanan Gestalt
Gagasan dari para psikolog Gestalt sangat kontradiktif dengan tradisi akademis psikologi Jerman. Di Amerika Serikat,behaviorisme melakukan pemberontakan secara lebih halus terhadap psikologi Wundtian dan strukturalisme yang telah membawa perubahan-perubahan fundamental di dalam psikologi Amerika Serikat. Tetapi di Jerman tidak ada efek-efek melembutkan semacam itu untuk menyusun jalan bagi revolusi Gestalt. Pernyataan para psikologi Gestalt dianggap tak lebih dari perbedaan pendapat.
Setelah Wertheimer mengawali studi-studi mengenai persepsi gerakan kasatmata, para psikolog Gestalt memberi perhatian mereka pada fenomena perseptual lainnya. Pengalaman kekonstanan perseptual memberikan dukungan tambahan terhadap pandangan-pandangan mereka. Demikian juga dengan kekonstanan kecerahan dan ukuran elemen-elemen sensori dapat berubah, tetapi tidak dengan persepsi. Dalam keadaan seperti ini, sama seperti pada gerakan kasatmata, pengalaman perseptual memiliki kualitas keseluruhan yang tidak dapat ditemukan didalam bagian-bagian komponen. Sehingga ada perbedaan antara karakter penstimulasi sensori dan karakter persepsi yang sesungguhnya dihasilkan.
Persepsi adalah keseluruhan, sebuah Gestalt, dan setiap upaya untuk menganalisis atau mereduksinya menjadi elemen-elemen justru akan menghancurkannya. Memulai dengan elemen berarti memulai dari ujung yang salah, karena elemen adalah produk dari refleksi dan abstraksi yang jauh terpisah dari pengalaman langsung yang berusaha dijelaskan dengannya. Psikologi Gestalt berusaha untuk kembali ke persepsi yang naif, pada pengalaman langsung... dan ia bersikeras bahwa ia tidak menemukan kumpulan elemen disana , tetapi keutuhan yang menyatu; bukan sekumpulan sensasi, tetapi pepohonan, awan dan langit. Dan dengan penegasan ini ia mengajak siapa saja merevikasinya hanya dengan membuka matanya dan memandang ke dunia dengan cara yang biasanya dia lakukan sehari-hari.
 Kata Gestalt telah mendatangkan beberapa masalah, istilah tersebut tidak secara jelas menyatakan apa yang ingin dipertahankan oleh gerakan tersebut. Selain itu, dia tidak memiliki persamaan yang tepat dalam bahasa inggris. Persamaan kata yang biasa digunakan adalah “form(bentuk), shape(bangun), dan configuration”. Dalam Gestalt Psyqology (1929), K hler mencatat bahwa kata tersebut digunakan dalam dua cara dalam bahasa jerman, yaitu
1.      Untuk menunjukkan bangun atau bentuk sebagai properti dari sebuah obyek.
2.       Menunjukkan suatu estitasmenyeluruh atau konkret yang dimiliki ketika seseorang mengacu pada suatu bentuk atau bangunan tertentu.
Karena itu, Gestalt dapat digunakan untuk merujuk pada obyek dan juga bentuk-bentuk karakteristik. Selain itu, tidak hanya terbatas pada bidang visual atau bahkan total sensori. Ia dapat menjangkau sampai ke masalah pembelajaran, pemikiran, emosi, dan tingkah laku. Secara umum ia adalah penginderaan fungsional terhadap dunia yang berusaha ditangani para psikolog Gestalt di dalam seluruh bidang psikolog.
-          Prinsip-Prinsip Gestalt untuk Pengorganisasian Perseptual
Prinsip-prinsip Gestalt pada intinya adalah aturan yang kita gunakan untuk mengatur dunia perseptual kita. Sebuah premis yang mendasarinya adalah bahwa pengorganisasian perseptual terjadi secara instan, manakala mengindera bentuk atau pola. Menurut teori Gestalt, otak adalah sebuah sistem dinamis dimana semua elemen akan aktif pada saat ia berinteraksi. Area visual otak tidak merespon secara terpisah terhadap elemen-elemen satuan dari input visual, yang menghubungkan elemen-elemen ini dengan proses asosiasi mekanis.
-          Beberapa prinsip pengorganisasian perseptual adalah sebagai berikut:
1.      Proksimitas. Bagian-bagian yang berdekatan dalam ruang dan waktu yang tampak seperti bersatu dan cenderung dipersepsikan sebagai satu kesatuan.
2.      Kontinuitas. Ada kecenderungan pada persepsi kita untuk mengikuti suatu arah, untuk menghubungkan elemen-elemen dalam cara tertentu yang membuatnya terlihat seperti berkesinambungan atau mengalir dalam arah tertentu.
3.      Kesamaan. Bagian-bagian yang sama cenderung akan dilihat bersama membentuk suatu kelompok.
4.      Penutupan. Ada kecenderungan di dalam persepsi kita untuk menyempurnakan gambar-gambar yang tidak sempurna, untuk mengisi celah-celah.
5.      Kesederhanaan. Kita cenderung melihat gambar menjadi sebaik mungkin dibawah kondisi-kondisi stimulus atau pr gnanz atau bentuk yang baik.
6.      Rupa/Lahan. Kita cenderung mengorganisir persepsi menjadi obyek yang dilihat (rupa) dan latar belakang yang menjadi tempat kehadirannya (lahan). Rupa tersebut terlihat lebih substansial dan lebih menonjol daripada latar belakangnya.    
Wertheimer menyebutnya faktor-faktor tepi, tetapi dia juga mengenal bahwa faktor-faktor sentral didalam diri organismen memengaruhi persepsi. Gestalt lebih memfokuskan perhatian pada faktor-faktor tepi dari pengorganisiran perseptual ketimbang pada pengaruh pembelajaran atau pengalaman.
-          Studi-Studi Pembelajaran Gestalt: Wawasan dan Mentalitas Kera       
Studi-studi ini dilakukan didalam dan disekitar kandang hewan-hewan tersebut dan melibatkan alat-alat bantu sederhana seperti togkat atau kandang, dan kotak-kotak untuk memanjat dan menjangkau buah yang digantung dilangit-langit kandang. Konsisten dengan pandangan Gestalt mengenai persepsi, K hler menginterpretasi hasil-hasil risetnya terhadap hewan-hewan ini dalam kaitannya dengan situasi keseluruhan dan hubungan diantara stimuli. Dia berpendapat bahwa menyelesaikan masalah adalah soal penyusunan kembali bidang perseptual. 
Isomorfisme
            Setelah berhasil memapankan pendapat mereka bahwa manusia akan lebih mudah mempersiapkan keseluruhan yang terorganisir daripada sekumpulan elemen sensori, psikologi Gestalt menggeser fokus mereka pada mekanisme otak yang terlibat di dalam persepsi. Mereka berusaha membangun sebuah teori mengenai korelasi neurologis yang mendasari Gestalt yang dipersepsikan. Gagasan ini sangat berbeda dengan konsepsi seperti mesin yang mekanis menghubungkan input sensori berdasarkan prinsip-prinsip asosiasi. Dalam pandangan asosiasionis ini, otak beroperasi secara pasif, tidak dapat mengorganisir atau memodifikasi secara aktif elemen-elemen sensori yang diterimanya. Teori yang muncul belakangan ini juga mengimplikasikan sebuah hubungan langsung antara persepsi dan bagian-bagian neurologis.
            Dari risetnya mengenai gerakan kasatmata, Wertheimer mengusulkan bahwa aktifitas otak itu merupakan sebuah proses menyeluruh dan konfiguratif. Karena gerakan kasatmata dan gerakan aktual haruslah sama. Dan karena itu proses-proses orak yang saling berkorespondensi harus berjalan.
            Dengan kata lain, untuk menjabarkan fenomena itu, harus ada koresponden antara pengalaman psikologis atau sadar dengan pengalaman orak yang mendasarinya. Gagasa ini disebut isomorfisme, sebuah prinsip yang sudah diterima dalam biologi dan kimia. Para psikolog Gestalt menghubungkan persepsi dengan sebuah peta, dalam hal dimana persepsi identik (iso) dalam bentuk dan bangun (morph) dengan apa yang direpresentasikannya, tanpa menjadi sebuah tiruan harfia dari bentuk permukaannya. Tetapi, persepsi dapat menjadi sebuah pedoman yang dapat diandalkan untuk dunia nyata yang dipersepsikan.
            Khler memperluas posisi Wertheimer dalam Static and Stationary Physical Gestalt (1920), dimana Khler memandang proses-proses kortikal berperilaku sama dengan medan-medan kekuatan. Dia berpendapat bahwa sama seperti perilaku kekuatan sebuah medan elektromagnetik di sekitar magnet, medan-medan aktifitas neural dibangun melalui proses-proses elektromekanis di dalam otak dalam merespon impuls-impuls sensori.
4)      Penyebaran Psikologi Gestalt
            Pada pertengahan tahun 1920 an, gerakan Gestalt merupakan sebuah gerakan aliran pemikiran yang koheren, dominan, dan sangat kuat di Jerman. Terpusat di Psychological Institute of the University of Berlin, gerakan tersebut menarik sejumlah besar mahasiswa dari berbagai Negara. Institute tersebut bertempat di bagian sayap dari bekas Istana Kerajaan dan membangun salah satu laboratorium terbesar di dunia, yang dilengkapi alat-alat untuk menginvestigasi berbagai persoalan psikologis dari sudut pandang Gestalt. Jurnal psikologi Gesalt yakni Psychological Research banyak dibaca dan dihormati.
            Inti dari psikologi Gestalt berpindah ke Amerika Serikat, menyebar melalui kontak-kontak personal dan juga karya-karya yang diterbitkan. Bahkan sebelum berdirinya aliran pemikiran tersebut secara alami, banyak psikolog Amerika telah belajar bersama para pemimpin masa depannya, menyerap gagasan-gagasan mereka. Herbert Langfeld dari Universitas Princeton bertemu dengan Koffka di Berlin dan mengirimkan mahasiswanya E.C. Tolman ke Jerman, Tolman menjadi subyek dalam program riset Koffka. Robert Ogden dari Unversitas Cornell juga pernah ketemu Koffka. Peneliti kepribadian Gordon Allport dari Universitas Harvad menghabiskan waktu selama satu tahun di Jerman dan menyatakan dirinya sangat terkesan dengan kualitas riset ekperimental Gestalt.
            Beberapa buku karya Koffka dan Khler telah diterjemahkan dari bahasa Jerman ke bahasa Inggris dan diulas di dalam jurnal-jurnal psikologi Amerika. Serangkaian artikel karya psikolog Amerika Harry Helson yang diterbitkan di dalam American Journal of Psychology, juga membantu menyebarkan teori Gastalt di Amerika Serikat (Helson, 1925, 19260). Koffka dan Khler dating ke Amerika Serikat untuk member kuliah di universitas-universitas dan koferensi-koferensi. Koffka member 30 ceramah dalam tiga tahun, dan pada 1929 Khler menjadi pembicara utama pada Kongres Psikologi Internasional ke Sembilan di Universitas Yale.
            Demikianlah psikologi Gestalt menarik perhatian di Amerika Serikat, tetapi untuk sejumlah alasan penerimannya sebagai sebuah aliran pemikiran berjalan lambat,
1. Karena behaviorisme sedang berada di puncak popularitasnya.
2. Ada kendala bahasa, sebagian besar publikasi Gestalt ditulis dalam bahasa Jerman, dan kebutuhan akan penerjemah telah menunda penyebarluasan penuh dan akurat dari sudut pandangan Gestalt.
3. Seperti yang telah disebutkan dimuka, banyak psikolog yang menyakini secara keliru bahwa Psikologi Gestalt hanya berhubungan dengan persepsi.
4. Para pendirinya, yakni Wertheimer, Koffka, dan Khler mengajar di perguruan tinggi-perguruan tinggi kecil di Amerika Serikat yang tidak memiliki program-program pasca sarjama, sehingga sulit bagi mereka untuk menarik murid-murid yang dapat menjalankan gagasan-gagasan mereka.
5. Dan paling penting adalah bahwa psikologi Amerika telah mengalami kemajuan jauh melampaui gagasan-gagasan Wundt dan Titchener, yang ditentang oleh para pengikut psikologi Gestalt.
            Oleh karena itu, psikologi Amerika sangat jauh terpisah dari posisi elemenistik Wundt dibandingkan dengan psikologi Jerman. Para psikolog Amerika yakin bahwa para psikolog Gestalt sedang melawan musuh yang sudah mereka taklukkan. Para psikolog Gestalt dating ke Amerika untuk memprotes sesuatu yang sudah tidak dipedulikan lagi.
Pertarungan dengan Behaviorisme
            Ketika para psikolog Gestalt menyadari tren-tren yang ada di dalam psikologi Amerika, mereka segera siap mengarahkan target baru mereka. Jika membidik psikologi Wundtian maka akan sia-sia, karena sudah lenyap dari psikologi Amerika, dan oleh sebab itu mereka bisa menyerang kualitas reduksionis dari aliran pemikiran behaviorisme. Dan jadilah para psikolog Gestalt mengemukakan pendapat bahwa behaviorisme sama seperti psikologi Wundt, juga berhubungan dengan abstraksi artifisial. Bagi mereka hanya ada sedikit perbedaan apakah analisis dilakukan dalam hal reduksi introspektif menjadi elemen-elemen (Wundt) ataukah dalam hal reduksi obyektif menjadi unit-unit stimulus-respon terkondisi (Watson). Hasilnya akan sama : Sebuah pendekatan molekular dan bukan molar (menyeluruh).
            Pertarungan antara para psikolog Gestalt dan psikolog behavioral berkembang secara emosional dan personal. Ketika Clark Hull, E.C.Tolman, Wolfgang Khler, dan beberapa psikolog lainnya keluar untuk minum bir setelah melakukan sebuah pertemuan ilmiah di Philadelphia pada 1941, k hler berkata kalau dia telah diberitahu bahwa Hull menggunakan kalimat menyinggung “para Gestalter sialan itu” di kelas-kelas kuliahnya. Karena malu atas terbukanya hal ini, Hull berkata bahwa dia berharap perselisihan ilmiah ini tidak akan berubah menjadi serang-serangan personal.
            K hler menjawab bahwa dia “bersedia mendiskusikan sebagian besar persoalan secara logis dan ilmiah, tetapi kalau ada yang mencoba membuat manusia menjadi seperti mesin judi =, maka ia akan melawan.” Dia menghantamkan tinjunya ke atas meja “dengan suara membahana” untuk menekankan maksudnya (Amsel & Rashitte, 1984, hal. 23).
Teori Medan : Kurt Lewin (1890-1947)
            Tren dalam sains abad kesembilan belas yang lebih banyak berpikir kerangka hubungan medan ketimbang kerangka atomistic dan elemenistik. Psikologi Gestalt mencerminkan tren ini. Teori medan muncul di dalam psikologi sebagai bagian dari konsep medan-medan kekuatan di dalam fisika. Dalam psikologi sekarang ini istilah teori medan biasanya merujuk pada gagasan-gagasan Kurt Lewin. Karya Lewin memiliki orientasi Gestalt tetapi meluas melampaui posisi Gestalt ortodoks hingga mencakup kebutuhan manusia, kepribadian, dan pengaruh-pengaruh sosial terhadap perilaku.
Kehidupan Lewin
            Kurt Lewin lahir di Mogilno, Jerman, dan menempuh studi di Universitas Freiburg, Munich, dan Berlin. Dia menerima gelar Ph.D nya bidang psikologi dari Carl Stumpf di Berlin pada 1914, dimana dia juga belajar matematika dan fisika. Selama perang dunia I, Lewin bergabung dengan angkatan darat Jerman, dia terluka dalam aksi militer dan menerima lancana Iron Cross Jerman. Dia kembali ke Universitas Berlin dan mendalami minatnya dalam riset. Khususnya riset Gestalt untuk masalah asosiasi dan motivasi.
            Karena itu, Lewin sudah dikenal di Amerika Serikat ketika dia menjadi dosen tamu di Stanford pada 1932. Tahun berikutnya dia memutuskan untuk meninggalkan Jerman karena kekejaman Nazi. Dia menulis surat kepada K hler, “Saya kini yakin bahwa tak ada piliha lain bagi saya selain pindah, meskipun hidup ini akan menghancurkan hidup saya”. Dia menghabiskan dua tahun di Universitas Cornell dan kemudian pindah ke Unversitas lowan. Risetnya dalam bidang psikologi sosial anak menuntun kepada undangan untuk membangun Research Center for Group Dynamics (Pusat Riset Dinamika Kelompok) yang baru di Institut Teknologi Massachusetts. Meskipun dia kemudian meninggal beberapa tahun setelah menerima posisi tersebut, programnya begitu efektif hingga pusat riset ini, yang berada di Universitas Michigan tetap aktif sampai sekarang.
Ruang Kehidupan
            Sepanjang karir selama 30 tahun, Lewin mengabdikan dirinya kepada bidang motivasi manusia secara umum, menggambarkan perilaku manusia di dalam konteks fisik dan sosial keseluruhnnya. Secara keseluruhan konsepsi psikologinya bersifat praktis, memfokuskan pada persoalan-persoalan sosial yang memengaruhi bagaimana kita hidup dan bekerja.
            Pengetahuan Lewin tentang teori medan dalam fisika menuntunnya untuk mempertimbangkan bahwa aktifitas-aktifitas psikologis seseorang terjadi di dalam semacam medan psikologis, yang disebutnya life space atau ruang kehidupan. Ruang kehidupan meliputi seluruh peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan yang memengaruhi kita. Dari sudut pandang psikologis, masing-masing dari semua peristiwa ini menentukan perilaku dalam suatu situasi tertentu. Ruang kehidupan terdiri dari kebutuhan seseorang dalam interaksi dengan lingkungan psikologisnya.[1]
-          Ruang Kehidupan
Sepanjang karir selama 30 tahun, Lewin mengabdikan dirinya kepada bidang motivasi manusia secara umum, menggambarkan perilaku manusia didalam konteks fisik dan sosial keseluruhannya (Lewin, 1936, 1939). Secara keseluruhan konsepsi psikologinya bersifat praktis, memfokuskan pada persoalan-persoalan sosial yang memengaruhi bagaimana kita hidup dan bekerja. Dia berusaha memanusiakan berbagai macam pekerjaan sehari-hari sehingga pekerjaan dapat menjadi sumber kepuasan pribadi dan bukan hanya sekedar menjadi suatu cara untuk mencari nafkah.
Pengetahuan Lewin tentang teori medan dalam fisika menuntunnya untuk mempertimbangkan bahwa aktifitas-aktifitas psikologis seseorang terjadi didalam semacam medan psikologis, yang disebutnya life space atau ruang kehidupan. Ruang kehidupan meliputi seluruh peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan yang memengaruhi kita. Dari sudut pandang psikologis, masing-masing dari semua peristiwa ini menentukan perilaku dalam suatu situasi tertentu. Karena itu, ruang kehidupan terdiri dari kebutuhan seseorang dalam interaksi dengan lingkungan  psikologisnya.[2]
Lewin menggunakan model matematika untuk menyampaikan konsepsi teoritisnya mengenai proses-proses psikologis. Karena dia lebih tertarik kepada individu (kasus tunggal) daripada kelompok atau perfonmansi rata-rata, analisis statistik tidak banyak berguna untuk tujuannya. Dia memilih topologi, dan sebuah bentuk geometri, untuk menggambarkan ruang kehidupan, menunjukkan tujuan-tujuan yang mungkin dicapai seseorang serta jalur yang menuntun kepada pencapaian tersebut pada saat tertentu.
Di dalam peta-peta tipologisnya, yang digunakannya untuk menggambarkan diagram semua bentuk perikalu dan fenomena psikologis, Lewin menggunakan anak panah (vektor) untuk menyampaikan arah pergerakan seseorang menuju ke sebuah tujuan. Dia menambahkan pemikiran untuk menimbang pilihan (valensi) ini untuk merujuk kepada nilai positif atau negatif dari obyek-obyek yang terdapat di dalam ruang kehidupan. Obyek-obyek yang menarik atau memenuhi kebutuhan manusia memiliki valensi positif, objek-objek yang menancam memiliki valensi negatif. Diagram-diagramnya kadang-kadang disebut sebagai “blackboard psychology”( psikologi papan tulis ).[3]
-          Motivasi dan Efek Zeigarnik
Lewin mengusulkan sebuah kondisi keseimbangan atau ekuilibrium antara orang dan lingkungannya. Setiap gangguan terhadap ekuilibrium ini menuntut kepada ketegangan, yang pada gilirannya membawa kepada suatu upaya tindakan untuk melepaskan ketegangan dan mengembalikan keseimbangan. Sehingga, untuk menjelaskan motivasi manusia, Lewin yakin bahwa perilaku melibatkan sebuah siklus kondisi-ketegangan atau kondisi-kebutuhan yang diikuti oleh aktifitas dan pelepasan.
Sebuah eksperimen awal untuk menguji proposisi ini dilakukan oleh Bluma Zeigarnik pada 1927 di bawah pengawasan Lewin. Subyek diberi serangkaian tugas dan dibiarkan untuk menyelesaikan sebagian dari tugas-tugas tersebut tetapi diinterupsi sebelum mereka menyelesaikan sisanya. Lewin membuat beberapa prediksi berikut:
1.      Sebuah sistem-ketegangan dibangun ketika para subyek diberi sebuah tugas untuk dilakukan.
2.      Ketika tugas tersebut diselesaikan, ketegangan hilang.
3.      Jika tugas tidak terselesaikan, ketegangan masih bertahan dan cenderung membesar sehingga para subyek akan mengingat tugas tersebut.
Hasil-hasil yang diperoleh Zeigarnik menegaskan prediksi tersebut. Subyek mengingat tugas-tugas yang tidak terselesaikan dengan lebih siap daripada yang tidak terselesaikan. Sejak saat itu efek ini dikenal dengan nama efek Zeigarnik.
-          Psikologi Sosial
Ketertarikan Lewin terhadap psikologi sosial dimulai pada 1930-an. Upaya[4] – upaya perintisnya dalam bidang ini cukup untuk menjustifikasi kedudukannya di dalam sejarah psikologi. Fitur menonjol dari psikologi sosial Lewin adalah dinamika kelompok, aplikasi konsep-konsep psikologis pada perilaku individu dan kelompok. Lewin melakukan sejumlah studi perilaku dalam berbagai situasi sosial. Riset Lewin megawali beberapa bidang baru dalam riset sosial dan memacu perkembangan psikologi sosial.
Selain itu, dia juga menekankan tentang riset aksi sosial, studi masalah-masalah sosial yang relevan dengan pandangan untuk memperkenalkan perubahan. Sebagai cermin kepedulian pribadinya terhadap masalah rasial, dia melakukan sejumlah studi komunitas di lingkungan perumahan yang terintegrasi, kesetaraan kesempatan kerja, serta perkembangan dan pencegahan prasangka pada masa kanak-kanak.
Secara umum, program-program eksperimental dan penemuan-penemuan riset Lewis lebih dapat diterima oleh kalangan psikolog dibandingkan sejumlah pandangan teoritisnya. Pengaruhnya dalam psikologi anak dan sosial sangat besar, dan banyak dari kosep-konsep dan teknik-tekniknya masih digunakan dalam studi-studi kepribadian dan motivasi hingga kini.
-          Kritisme terhadap Psikologi Gestalt
Kritik terhadap aliran pemikiran psikologi Gestalt menuduh bahwa pengorganisasian[5] proses-proses perseptual, seperti fenomena phi, pendekatannya tidak dilakukan layaknya sebuah masalah ilmiah yang akan di investigasi, tetapi diperlakukan sebagai sebuah fenomena yang eksistensinya diterima begitu saja. Hal ini seperti menyangkal bahwa memang ada masalah.
Selain itu, para psikolog eksperimental bersikeras bahwa posisi Gestalt itu janggal dan konsep dasarnya tidak di definisikan dengan batasan yang cukup ketat untuk memunculkan makna ilmiah. Para psikolog Gestalt menjawab tuduhan ini dengan mengatakan bahwa dalam sebuah sains yang baru lahir, sering kali memang memiliki upaya-upaya yang belum sempurna untuk menjelaskan dan mendefinisikannya, tetapi belum sempurna tidak sama dengan janggal.
Sebagian psikolog lainnya menuduh bawa para pendukung Gestalt terlalu terlena dengan teori dan mengorbankan data riset dan data empiris. Meskipun aliran Gestalt memang berorientasi teoritis, ia juga menekankan pada ekperimentasi dan sangat banyak melakukan riset.
Selain itu, sebagian psikolog menaggap psikologi Gestalt menggunakan asumsi-asumsi psikologis yang didefinisikan dengan buruk. Para peneliti Gestalt menganguki bahwa penelitian mereka dalam bidang ini bersifat tentatif tetapi mereka yakin sangat berguna dalam sistem mereka.
-          Kontribusi psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt mampu mempertahankan[6] suatu identitas tersendiri. Ajaran-ajaran utamanya memang tidak diserap sepenuhnya oleh pemikiran psikologi jalur utama. Ia terus mendorong minat terhadap pengalaman sadar sebagai persoalan absah dalam psikologi pada masa ketika pengaruh behaviorisme sedang dominan.
Fokus Gestalt pada pengalaman sadar tidak seperti pendekatan Wundt dan Titchener tetapi justru terpusat pada versi modern fenomenologi. Para pengikut kontemporer posisi Gestalt yakin bahwa pengalaman sadar memang terjadi dan ia merupakan subyek studi yang absah. Tetapi, mereka mengakui bahwa ia tidak dapat diinvestigasi dengan tingkat presisi dan objektivitas yang sama seperti perilaku kasat mata.[7]
Keesokan harinya jelas bahwa ada kesulitan tertentu yang terletak pada masalah itu sendiri. Sultan mengangkat satu kotak ke bawah sasaran, tetapi tidak membawa yang ke dua, akhirnya kotak-kotak di susun untuknya dan diapun bisa meraih sasaran. Sebuah susunan kotak baru segera di buatkan(yang lama kembali di runtuhkan), dan sama sekali tidak memancingnya untuk bekerja, dia berusaha menggunakan pengamat sebagai alat pijakan, jadi sekali lagi susunan kotak di buatkan untuknya. Di bawah sasaran ketiga sultan meletakan sebuah kotak, menarik kotak lain ke sebelahnya, tetapi berhenti pada momen kritis, tingkah lakunya sangat membingungkan, dia terus memandang sasaran, sambil pada saat yang sama meraba kotak kedua. Lalu dengan tiba-tiba dia mencengkram kotak kedua tersebut dengan kuat dan dengan gerakan yang sangat mantap dia meletakan kotak tersebut di atas kotak yang pertama.
Dua hari kemudian eksperimen ini pun di ulang kembali sasaran tersebut di gantungkan pada sebuah titik baru. Sultanpun menyusun kotak-kotak tersebut sedikit miring di bawah sasaran, membawa yang ke dua naik dan mulai menaikinya, ketika sambil melihat kesasaran dia menjatuhkanya lagi. Setelah beberapa kali mencoba cara lain dia kembali memulai membangunnya dengan hati-hati dia meletakan kotak pertama tegak lurus di bawah sasaran, dan kini dengan sekuat tenaga ia berusaha meletakan kotak kedua di atas kotak pertama. Dalam usahanya itu dia berhenti pada kotak yang paling rendah. Kemudian sultan berdiri di atasnya, dan langsung berjumpalitan dengan seluruh kotak kelantai.
Sultan tampak kelelahan dan berbaring di salah satu sudut ruangan, dan dari sini ia menatap kotak dan sasaran. Baru setelah cukup lama dia memulai lagi pekerjaanya dengan meletakan satu tegak lurus dan mencoba meraih sasaranya itu. Ia melompat dan mengambil kotak kedua, dengan semangat yang besar ia berhasil membuat susunan lurus ke atas, tetapi susunannya itu pun terlalu jauh ke salah satu sisi sehingga dalam tiap usahanya untuk menaiki tersebut, susunan itupun mulai bergoyah dan runtuh. Baru setelah usaha yang panjang di mana hewan ini jelas terlihat bertindak coba-coba, membiarkan segalanya bergantung pada keberhasilan atau kegagalan gerakan-gerakan tersebut tanpa rencana yang matang. Kemudian kotak yang ter atas berada pada posisi yang lebih aman dan sasaranya pun berhasil di raihnya.
Setelah usaha ini sultan selalu segera menggunakan kotak kedua,dan tak pernah ragu tentang di mana harus meletakanya. Hewan ini belajar menggunakan kotak-kotak untuk menjangkau obyek stimulus, yang biasanya berupa sebuah pisang yang di gantungkan di atap kandang. Perhatikan bahasa non-teknis yang di gunakan k hler untuk menggambarkan pejerjaanya ini. Dia tidak menggunakan desain dan pengukuran eksperimental formal apa pun, tidak ada perlakuan eksperimental yang ketat, kelompok kontrol, ataupun analisis statistik. Tetapi k hler hanya menggambarkan observasi-observasinya terhadap raksi hewan-hewan tersebut dalam situasi yang di ciptakanya.
Komentar
K hler menginterpretasikan studi ini dan studi-studi lainya  sebagai sesuatu yang memberikan bukti adanya wawasan, kemampuan untuk mengerti dan memahami secara spontan yang dapat dilihat dengan jelas. Contoh penemuan simultan yang independen, psikolog hewan amerika robert yerkes menemukan bukti pada orang utan yang sangat berguna dalam mendukung konsep wawasan, yang di sebutnya ideational learning (pembelajaran ideasi).
Pada tahun 1974, penjaga simpanse-simpanse k hler, manuel gonzalez y garcia dia menceritakan banyak kisah tentang hewan-hewan tersebut, khususnya sultan, yang bisa memberi makan kera-kera lainya. Gonzalez akan memberi sultan seikat pisang untuk di pegang. Berdasarkan perintah lisan, masing-masing dua, sultan akan berjalan di sekitar pekarangan dan membagikan pisang ke pada masing-masing kera.
            Suatu hari sultan melihat penjaga sedang mengecat pintu. Ketika penjaga pergi sultan mengambil kuas cat, dan meniru tingkah laku yang di amatinya. Putra k hler yang masih kecil, claus duduk di depan sebuah kandang, berusaha menarik sebuah pisang dari balik jeruji kandang tetapi gagal. Sultan yang berada di dalam kandang rupanya sedang tidak lapar, memutar pisang sejauh 90 f supaya cukup melewati jeruji, karena melihat kejadian itu k hler berkata bahwa sultan lebih pintar darinya.
            Studi-studi tentang wawasan ini mendukung persepsi menyeluruh atau global dan tingkah laku, sebagai yang bertentangan tentang pandangan, molekular atau atomistik dari kalangan behavioris. Riset ini juga menguatkan gagasan gestalt bahwa pembelajaran itu melibatkan pengorganisasian kembali atau penyusunan kembali lingkungan psikologis seseorang.
-          Pemikiran produktif pada manusia
Buku weirtheimer mengenai pemikiran produktif, yang di terbitkan setelah dia wafat, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran gestalt pada pemikiran kreatif manusia. Dia mengemukakan bahwa pemikiran di lakukan secara menyeluruh. Pembelajaran memandang situasinya sebagai sebuah keseluruhan, dan pengajar harus menyampaikan situasinya sebagai sebuah keseluruhan. Anda dapat melihat perbedaan-perbedaanya dengan metode coba-coba di mana  sebuah solusi terhadap sebuah masalah bersifat tersembunyi, dalam artian tertentu, dan pembelajaran bisa melakukan kesalahan sebelum berhasil menemukan jawaban yang benar.
Kasus yang di tengahkan dalam buku weirtheimer mencakup mulai dari proses berpikir anak-anak dalam menyelesaikan masalah-masalah geometrik sampai dengan proses-proses  kognitif yang terjadi pada fisikawan albert einstein ketika mengembangkan teori relativitasnya. Pada usia yang berbeda dan pada berbagai macam kesulitan, weirtheimer menemukan bukti untuk mendukung gagasan bahwa seluruh masalahnya harus di pertimbangkan hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan situasi. Lebih lanjut, penyelesaian masalah harus di mulai dari masalah secara keseluruhan menurun sampai ke bagian-bagianya, dan bukan sebaliknya.












Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat kita simpulkan bahwasannya,
1.       Wolfgang K Hler mempelajari kera-kera di pulau Tenerife. Hewan-hewan itu telah dilatih, atau di kondisikan, untuk bertingkah laku dalam cara tertentu.
revolusi Gestalt mulai merambah psikologi Jerman, itu merupakan bentuk protes lainnya terhadap psikologi Wundtian, testimoni lebih lanjut terhadap arti penting gagasan Wundt sebagai sebuah inspirasi bagi sudut pandang baru dan sebuah basis untuk meluncurkan sistem-sistem psikologi baru.
2.      Salah satu pemikiran yaitu dari Franz Brentano yang menentang penekanan Wundt terhadap elemen-elemen pengalaman sadar, mengusulkan agar psikologi mempelajari aktifitas mengalami. Dia menganggap introspeksi Wundt bersifat dangkal dan lebih meyukai observasi yang lebih lunak dan langsung terhadap pengalaman pada saat sedang terjadi.
3.      gerakan Gestalt merupakan sebuah gerakan aliran pemikiran yang koheren, dominan, dan sangat kuat di Jerman, Inti dari psikologi Gestalt berpindah ke Amerika Serikat, menyebar melalui kontak-kontak personal dan juga karya-karya yang diterbitkan.


[1] Hal 458-463
[2] Hal. 463
[3] Hal. 464
[4] Hal. 465
[5] Hal. 466
[6] Hal. 467
[7] Hal. 468

Komentar

Postingan populer dari blog ini

shuhbah, futuwah dan itsar

keutamaan shuhbah, futuwah dan itsar BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sahabat adalah orang yang bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, sehingga dalam   pembahasan ilmu hadist, para sahabat sangat berperan eksistensinya. Karena para sahabat   merupakan orang yang pertama langsung bertemu dengan Rasul dan hidup di zaman Rasulullah saw., Para sahabat inilah yang meriwayatkan hadist, sebab dia mendengar dan melihat perbuatan apa yang Rasulullah lakukan di zaman hidupnya. Para sahabat sangat berperan sebagai pengganti yang melanjutkan tugas Rasulullah Saw., setelah rasul wafat. Mereka melakukan penyebaran dakwah dengan segala resiko dan tantangan yang harus dihadapinya. Sahabat Rasulullah merupakan generasi yang paling mulia, karena mereka menerima pendidikan secara langsung dari Rasulullah Saw., disamping terdidik dalam suasana wahyu, mereka pula yang menjaga sunnah Rasulullah terpelihara. Sehingga dapat sampai dan berekembang kepad...

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.M Amin Syukur, M.A. JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Dibandingkan dengan binatang, manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis yang tidak berbeda. Namun, dalam hal yang lain manusia tidak dapat disamakan dengan binatang, terutama dengan kelebihan yang dimilikinya, yakni akal, yang tidak dimiliki oleh binatang. Para ahli ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat mengenai manusia. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya kekuatan dan peran multidimensional yang diperankan oleh manusia. Mereka melihat manusia hanya...

tuma'ninah, musyahadah dan ma'rifat

PEMBAHASAN A. Tuma’ninah الطمأنينة ) Secara bahasa tuma’ninah berarti tenang dan tentram. Tidak ada rasa was-was atau kawatir, tak ada yang dapat mengganggu perasaan dan pikiran karena ia telah mencapai tingkat kebersihan jiwa yang paling tinggi. Thuma’ninah adalah suasana ketentraman hati karena terpengaruh oleh sesuatu yang lain. Menurut al-Sarraj tuma’ninah sang hamba berarti kuat akalnya, kuat imannya, dalam ilmunya dan bersih ingatannya. Seseorang yang telah mendapatkan hal ini sudah dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Menurut ibnu Qayyim, “kebenaran adalah identik dengan ketentraman, sedangkan kebohongan adalah identik dengan keraguan dan kegelisahan.” Nabi juga bersabda, kebenaran adalah sesuatu yang menenangkan hati. Thuma’ninah Waktu shalat adalah waktu singkat yang sangat berharga bagi seorang muslim, karena ia sedang menghadap dan bermunajahat kepada Rabbnya yang Maha Tinggi dan Maha Tinggi dan Maha Agung oleh karena itu hendaknya berusaha untuk mening...