MAKALAH
PERKEMBANGAN ALIRAN
STRUKTURAL
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata kuliah: Sejarah
Aliran Psikologi
Dosen Pengampu: Mochammad
Sa’id, S. Psi., M. Psi.

Disusun Oleh :
1.
Muizzatun Zulfatus S (1604046037)
2.
Reza Maulana (1604046044)
3.
Nida Basamah A (1604046061)
4.
Irhaz Puja
Laksana (1604046066)
5.
Firda
Fadlilatud D (1604046067)
6.
Nisa’atul
Karimah (1604046071)
7.
Dani Zulfa
Yuliana (1604046102)
JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Wawasan yang Muncul tiba-tiba dan Perlawanan Gestalt ?
2. Bagaimana
Pengaruh Anteseden terhadap Psikologi Gestalt ?
3. Siapa
Saja Tokoh-Tokoh dalam Psikologi Gestalt ?
4. Bagaimana
Penyebaran Psikologi Gestalt ?
Pembahasan
1)
Wawasan
yang muncul tiba-tiba
Tenerife,
berlokasi 200mil lepas pantai Afrika, adalah pulau paliu terkenal dalam sejarah
psikologi; barangkali ia adalah satu-satunya pulau dalam sejarah psikologi.
Meskipun demikian, karya psikologi Jerman yang pernah hidup disana pada dekade
kedua abad ke 20 tak perlu dipertanyakan lagi jelas merupakan bagian penting
dalam sejarah bidang ini.
Wolfgang
K Hler mempelajari kera-kera di pulau Tenerife. Bukan, ini bukan kisah tentang
hewan lain yang seperti Hans Si Pintar
atau Priscilla Si Babi Cerewet. Hewan-hewan itu telah dilatih, atau di
kondisikan, untuk bertingkah laku dalam cara tertentu. Tetapi sampai K hler
datang ke Tenerife, orang berfikir bahwa satu-satunya cara hewan dapat belajar
dalah melalui cara coba-coba, yakni dengan cara tak sengaja memberi respon yang
benar, respon yang membawa makanan sebagai penguat. Sebagian besar hewan riset
yang telah kami kutip dalam beberapa bab sebelumnya melibatkan pengajaran hewan
untuk bertingkah laku dalam cara apa pun yang diinginkan pelaku eksperimen atau
pelatih.
K
hler tidak tertarik untuk melatih kera yang ditemuinya hidup di pulau tersebut.
Dia yakin bahwa mereka lebih cerdas daripada anggapan orang, dan mereka mampu
meyelesaikan masalah dalam cara yang punya banyak kemiripan dengan yang
dilakukan manusia. Maka, dia pun menempatkan kera-keranya dalam sebuah kandang
besar, memberi mereka alat-alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan makanan
yang ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat, kemudian mundur untuk melihat
apa yang akan mereka lakukan.
Salah
satu kera betina, Nueva mengambil sebuah tongkat yang diletakkan K helr di
dekat kandangnya. Dia mengais-ngais tanah dengan tongkat itu untuk sesaat,
kemudian hilang ketertarikan dan melepaskannya. Sepuluh menit kemudian sejumlah
buah-buahan di luar kandang. Dia menjulurkan satu lengannya keluar melalui
jeruji tapi tak bisa menjangkaunya. Dia menjulurkan satu lengannya keluar
melalui jeruji tapi tidak menjangkaunya. Dia mulai meregek dan megerang dan
melemparkan dirinya ke atas tanah dengan “gerakan putus asa yang paling nyata,”
tulis K helr.
Beberapa
menit kemudian dia melihat ke arah tongkat tadi, berhenti merengek, dan
tiba-tiba meraihnya. Dia menjulurkan tongkat itu melalui jeruji kandang dan
menggeret buah sampai cukup dekat supaya dia bisa meraihnya dengan tangannya.
Satu jam setelah kejadian itu K helr mengulang eksperimen tersebut. Kali ini
Nueva menunjukkan sedikit keraguan. Dia mengambil tongkat dan menggunakannya
denagn lebih terampil daripada sebelumnya, sehingga bisa mendapatkan makanan
dengan lebih cepat. Yang ketiga kalinya dia segera meraih tongkat, dan bereaksi
lebih cepat lagi.
Jelas
bagi K helr bahwa Nueva tidak meraba-raba, dia tidak menggunakan metode
pembelajaran coba-coba, melakukan serangkaian gerakan acak sampai secara tak
sengaja dia menyentuh makanan dengan tongkat. Sebaliknya, gerakannya berorientasi
tujuan, memiliki maksud, dan dilakukan dengan sengaja. Hal ini berbeda dengan
perilaku kucing-kucing Thorndike yang dimasikkan ke dalam kotak pasel atau
tikus-tikus di dalam labirin.
Nueva
dan semua simpanse yang dipelajari di Tenerife, menunjukan cara belajar yang
berbeda, dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan membantu memunculkan
revolusi baru dalam psikologi, sebuah cara lain untuk mendekati studi mengenai pikiran dan tingkah laku.
·
Perlawanan
Gestalt
Kami
telah melacak perkembangan psikologi dari gagasan awal yang dicetuskan oleh
Wundt, lalu pengelaborasiannya oleh Titchener melalui aliran pemikiran
fungsional dan bidang terapan dalam psikologi, hingga behaviorisme Watson dan
Skinner kemudian tantangan kognitif di dalam gerakan tersebut. Pada saat yang
kira-kira sama dengan revolusi behaviorisme mendapatkan kekuatannya di Amerika
Serikat, revolusi Gestalt mulai merambah psikologi Jerman. Ini sebuah bentuk
protes lainnya terhadap psikologi Wundtian, testimoni lebih lanjut terhadap
arti penting gagasan Wundt sebagai sebuah inspirasi bagi sudut pandang baru dan
sebuah basis untuk meluncurkan sistem-sistem psikologi baru.
Dalam serangannya terhadap kemapanan
psikologi, psikologi Gestalt terutama memfokuskan pada sifat elementistik dari
karya Wundt. Ingat bahwa elemen-elemen sensori adalah pondasi dari psikologi
Wundt Psikolog Gestalt menjadikan ini sebagai target oposisi mereka. Wolfgang K
hler, pendiri psikologi Gestalt menulis, “Kami telah dikejutkan oleh tesis
bahwa semua fakta psikologis terdiri dari atom-atom lembam yang tidak saling
berkaitan dan yang hampir menjadi satu-satunya faktor yang menggabungkan
atom-atom ini dan kemudian memunculkan tindakan adalah asosiasi” (K hler, 1959,
hal. 728)
Untuk memahami protes Gestalt, kami
akan mengajak Anda mengingat kembali seperti apa psikologi pada 1912.
Behaviorisme Waston memulai serangannya terhadap Wundt dan Titchener serta
terhadap fungsionalisme. Riset hewan di laboratorium Pavlov dan Thorndike
menunjukkan dampak yang signifikan. Meskipun gerakan psikologi Gestalt terhadap
posisi Wundt paralel dengan kebangkitan behaviorisme di AS, tetapi tidak ada
kaitan antara keduanya. Dan meskipun kedua liaran pemikiran ini diawali dengan
menentang gagasan yang sama, fokus Wundt pada elemen-elemen sensori pada
akhirnya keduanya akan saling menentang satu sama lain.
Perbedaan antara psikologi Gestalt
dan behaviorisme segera menjadi jelas. Psikologi Gestalt menerima nilai
kesadaran sambil mengkritik upaya untuk mereduksinya menjadi atom-atom atau
elemen. Psikologi behavioris menolak untuk mengakui manfaat konsep kesadaran
bagi sebuah psikologi ilmiah.
Psikologi Gestalt merujuk pada
pendekatan Wundt (seperti yang mereka pahami) sebagai psikologi
brick-and-mortar (dunia nyata), mengimplikasi bagawa elemen (brick: batu bara)
disatukan oleh mortar (campuran semen) yang berupa proses asosiasi. Mereka
beragumen bahwa ketika kita melihat keluar melalui jendela kita benar-benar
melihat lagit dan seperti tera redupnya cahaya dan warna-warna yang dalam
cara-cara tertentu mungkin saling terhubung untuk membentuk persepsi kita
tentang pepohonan dan langit.
Lebih jauh, psikologi Gestlat
merubah Wundt telah meklaim bahwa persepsi terhadap obyek hanyalah sekedar
rangkuman atau kumpulan elemen yang membentuk suatu rangkaian. Meraka
memepertahankan pendapat bahwa apabila elemen-elemen sensori digabungkan,
elemen-elemen tersebut akan membentuk suatu pola atau konfigurasi yang baru.
Sebagai contoh, jika Anda menyatukan sekumpulan nada musik (alat musik), akan
muncul melodi atau nada dari penggabungan tersebut, sesuatu yang baru yang
tidak terdapat pada nada yang dikeluarkan alat musik manapun secara individual.
Cara populer untuk menyatakan pemikiran ini adalah keseluruhan yang berbeda
dengan gabungan dari bagian-bagiannya. Untuk keadilan bagi wundt, harus dicatat
bahwa dia tahu mengenai hal ini yang terlihat dari doktrin sistesis kreatifnya.
2)
Pengaruh-pengaruh
Anteseden Terhadap Psikologi Gestalt
Sama
seperti dalam semua gerakan, gagasan protes Gestalt berakar pada
gagasan-gagasan sebelumny. Dasar dari posisi Gestalt, yang berfokus pada
presepsi menyeluruh, dapat ditemukan dalam karya filosof Jerman Immanuel Kant
(1724-1804), yang menulis bukunya dalam pakaian mandi sebut obyek, berarti kita
memasuki kondisi mental yang terlihat seperti terdiri dari beberapa potongan
dan bagian kecil. Ini seperti elemen-elemen inderawi yang diusulkan oleh
empirisis dan asosiasionis Inggris yang telah kita bahas dalam bab 2. Tetapi,
bagi Kant, elemen-elemen ini terorganisir secara bermakna bukan melalui suatu
proses asosiasi mekanis tertentu. Melainkan dalam proses mempersepsikan pikiran
akan membentuk dan menciptakan seluruh pengalaman. Karena itu, persepsi
bukanlah kesan pasif ataupun kombinasi dari beberapa elemen inderawi, seperti
yang dikatakan kalangan empirisis dan asosiasionis, tetapi pengorganisasian
beberapa elemen secara aktif menjadi sebuah pengalaman yang koheren. Dengan
cara inilah pikiran memberi bentuk dan bangun kepada data mentah dari persepsi.
Franz Brentano (bab 4) di
Universitas Vienna, yang menentang penekanan Wundt terhadap elemen-elemen
pengalaman sadar, mengusulkan agar psikologi mempelajari aktifitas mengalami.
Dia menganggap introspeksi Wundt bersifat dangkal dan lebih meyukai observasi
yang lebih lunak dan langsung terhadap pengalaman pada saat sedang terjadi.
Pendekatan Brentano banyak kemiripan dengan metode-metode Gestalt, psikologi
yang muncul belakangan.
Ernst Mach (1838-1916), seorang
profesor fisika di Universitas Praha, berusaha memberi pengaruh yang lebih
langsung pada pemikiran Gestalt dengan The Analysis of Sensations (1885). Dalam
buku ini, Mach membahas soal pola spasial seperti bangun-bangun geometris dan
pola-pola temporal seperti melodi, dan dia menganggap semua ini sebagai
sensasi. Sensasi bentuk-ruang dan bentuk-waktu ini independen dari
elemen-elemen individualnya. Sebagai contoh, bentuk-ruang sebuah lingkaran bisa
berwarna putih atau hitam, besar atau keci, tetapi masih tetap mempertahankan
kualitas elementernya yakni keserupaan dengan lingkaran.
Mach berpendapat bahwa persepsi kita
terhadap sebuah obyek tidak berubah, meskipun bila kita mengubang orientasi
kita terhadapnya. Sebuah meja tetaplah sebuah meja bagi kita apakah kita
melihatnya dari samping, atas, atau dari sebuah sudut. Demikian juga, sebuah
nada tetaplah sama didalam persepsi kita meskipun bila bentuk-waktu berubah,
yakni ketika ia dimainkan lebih cepat atau lebih lambat
Chritina
von Ehrenfels (1859-1932) mengelaborasi gagasan Mach dan mengusulkan
kualitas-kualitas pengalaman yang tidak dapat dijelaskan sebagai kombinasi dari
beberapa elemen sendori. Dia menyebut kualitas-kualitas ini Gestalt qualit ten
(kualitas bentuk), yang merupakan persepsi dari beberapa sansasi individual.
Sebuah melodi adalah sebuah kualitas bentuk karena ia terdengar sama meskipun
bila dipindahkan ke dalam kunci yang berbeda. Melodi tersebut independen dari
sensasi yang merupakan pembentukannya. Nagi Ehrenfels dan para pengikutnya,
bentuk itu sendiri adalah elemen yang diciptakan oleh pikiran yang beroperasi
pada elemen-elemen sensori. Karena itulah pikiran dapat mencipatakan bentuk
dari sensasi-sensasi elementer. Max Wertheimer, salah satu dari tiga tokoh
pendiri utama psikologi Gestalt, belajar bersama Ehrenfels di Prah dan mencatat
bahwa stimulus terbesar bagi gerakan Gestalt berasal dari karya Ehrenfels.
William
James, yang menentang tren elementisme dalam psikologi juga merupakan salah
satu tokoh perintis aliran Gestalt dalam psikologi James memandang
elemen-elemen kesadaran sebagai abstraksi artifisial. Dia menyatakan bahwa
orang melihat obyek sebgai sebuah keseluruhan, bukan sebagai sekumpulan
sensasi. Para tokoh utama pendiri psikologi Gestalt, Kurt Koffka dan Wolfgang K
helr, mempelajari karya James ketika mereka masih menjadi mahasiswa dia Carl
Stumpf.
Pengaruh
awal lainnya adalah gerakan di dalam psikologi Jerman dan pskologi yang dikenal
dengan fenomologi, sebuah doktrin yang didasarkan pada pendeskripsian
pengalaman langsung secara tidak dianalisis atau direduksi menjadi
elemen-elemen ataupun diabtraksi secara artifisial. Termasuk du dalamnya
pengalaman yang dilaporkan oleh seorang introspektor terlatih dengan bias atau
orientasi sistematik.
psikologi
fenomenologis yang bekerja dia Universitas G ttingen sejak tahun 1909-1915,
periode ketika gerakan Gestalt mulai dikembangkan. Apa yang mereka kerjakan
mengantisipasi aliran Gestalt formal, yang di kemudian hari mengadopsi
pendekatan mereka.
Perubahan Zeitgeist dalam
fisika
Sebuah
faktor pemengaruh yang signifikan terhadap perkembangan psikologi Gestalt
adalah Zeitgeist, khususnya iklim intelektual dalam fisika. Pada dekade
terakhir abad ke-19, gagasan-gagasan dalam fisika menjadi semakin kurang
atomistik dengan dikenal dan ditemianya medan kekuatan, yakni wilayah atau
ruang yang dilintasi oleh garis=garis kekuatan seperti yang terdapat pada arus
listrik.
Contoh
klasiknya adalah magnetisme, sebuah properti yang sulit untuk dipahami dalam
istilah-istilah tradisional Galilean-Newtonian. Misalnya, ketika serbuk besi
ditaburkan dan digoyangkan-goyangkan di atas selembar kertas diletakkan di atas
sebuah magnet, maka serbuk besi tersebut akan mengatur dirinya dalam sebuah
pola yang khas. Meskipun serbuk besi itu tidak menyentuh magnet, mereka jelas
terpengaruh oleh medan kekuatan yang ada disekitar magnet. Cahaya dan listrik
diyakini juga beroperasi dengen cara yang sama. Medan kekuatan itu dianggap
entitas struktural baru, bukan rangkuman dari pengaruh elemen atau partikel
individual. Karena itu, atomisme atau elementisme yang begitu berpengaruh dalam
pendirian sairus psikologi yang jauh lebih baru dipertimbangkan kembali dalam
fisika. Kalangan fisikawan menggambarkan tentang keseluruhan medan dan organik,
sehingga menyediakan amunisi dan dukungan bagi cara-cara revolusioner psikologi
Gestalt dalam memandang persepsi. Gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh
psikologi Gestalt mencerminkan fisika baru. Sekali lagi, kalangan psikolog
berusaha keras meniru sains-sains natural yang sudah mapan.
Dampak
ilmu fisika baru terhadap psikologi Gestalt memiliki koneksi personal. K helr
pernah belajar bersama Marc Planck, salah satu arsitek fisika modern. K helr
menulis bahwa pengaruh Planck dia mempersepsikan sebuah koneksi anatara fisika
medan dan konsep Gestalt tentang kesemestaan. K helr melihat langsung adanya
kengganan yang semakin besar di dalam fisika untuk menangani masalah atom dan
kecenderungan untuk mengganti gagasan ini dengan berfokus pada konsep yang
lebih besar, konsep medan. K hler menulis, “Psikologi Gestalt sejak saat itu
menjadi semacam aplikasi fisika medan pada bagaian-bagian esensial
psikologi” (1969, hal. 77). Sebaliknya,
Waston dalam kenayataannya tak pernah mendapatkan pendidikan ilmu fisika baru.
Aliran pemikiran behaviorisnya melanjutkan pendekatan reduksionistik dengan
menekankan pada elemen-elemen perilaku. Pandangan ini sesuai dengan atimistik
lama dalam fisika.
Fenomena
Phi: Sebuah Tantangan Terhadap Psikologi Wundtian
Psikologi
Gestalt timbul dari sebuah studi riset yang dilakukan pada tahun 1910 oleh Max
Wetheirmer. Ketika sedang naik kereta api melewati Jerman dalam perjalanan
liburanya, Wertheimer mendapatkan sebuah ide untuk berekperimen tentang melihat
gerak ketika sebetulnya tidak ada gerakan yang terjadi. Dengan mengabaikan
rencana perjalanannya, dia turun dari kereta api di Frankfurt, membeli sebuah
stroboskop mainan, dan memverifikasi wawasannya secra sederhana sebagai
tindakan awa di kamar hotelnya. Wertheimer nantinya akan melakukan sebuah
program riset yang lebih ekstensif di Universitas Frakfurt, bergabung dengan
dua orang psikolog lainnya, Koffka dan K helr.
Masalah
riset Wertheimer ini dijadikan subyek oleh Koffka dan K helr, yang melibatkan
pemersepsian gerakan kasatmata, yakni persepsi adanya gerakan ketika sebetulnya
tidak ada gerakan yang terjadi. Wertheimer merujuk hal ini sebagai “impression”
(kesan) gerakan. Wertheimer yakin bahwa fenomena yang diferifikasikan di
laboratorium dalam hal caranya sama elemennya dengan sensasi tetapi jelas
berbeda dengan sensasi atau serangkaian sensasi. Dia menamainya dengan feomena
phi.
Menurut
wundt, intropeksi terhadap stimulus akan menghasilkan dua garis cahaya
berurutan dan tidak lagi yang lain, tetapi betapapun kerasnya usaha seorang
pengamat mengintropeksi kedua paparan cahaya tersebut, pengalaman satu garis
tunggal yang bergerak tetap akan ada. Upaya analisis jauh lebih tidak akan
berhasil. Seluruh pengalaman yang merupakan gerakan kasatmata dari garis cahaya
dari satu celah ke celah lainnya, berbeda dengan jumlah total dari
bagian-bagiannya. Wertheimer menerbitkan hasil risetnya pada 1912 sebagai
“Experimental Studies of the Perception of Movement”, sebuah artikel yang
dianggap menandai awal mula aliran pemikiran psikologi Gestalt.
3)
Max
Wertheimer (1880-1943)
Dilahirkan di
Praha dan belajar di beberapa sekolah sampai usia 18 tahun. Studi hukum
ditempuhnya di Universitas Praha, lalu dia mengubah jurusannya ke filsafat, dan
mengikuti kuliah-kuliah Ehrenfels untuk selanjutnya meneruskan di Universitas
Berlin guna mengejar karir pekerjaan di bidang filsafat dan psikologi.
Mendapatkan gelar doktoralnya pada 1904 di Universitas Wuzburg dibawah
bimbingan Oswald Kulpe. Dia menetap di Universitas Frankfurt untuk mengajar dan
melakukan riset, dan menerima gelar guru besar pada 1929. Selama perang Dunia
I, dia melakukan riset militer tentang alat-alat pendengaran untuk membentengi
kapal selam dan pelabuhan. Gaya mengajar Wertheimer juga menstimulasi dan
pencitraannya sangat jelas; sebagai mahasiswa menerima merasa cara mengajarnya
lebih mudah dipahami tetapi ada juga yang menanggapnya tidak jelas dan
membingungkan. Kehidupan mahasiswa itu telah berubah secara signifikan. Pada
usia 22 tahun dia menikahi dosennya yang berusia 43 tahun, meskipun sang dosen
sudah memperingatkannya soal obsesinya terhadap pekerjaannya. Pada tahun 1921
Wertheimer, Koffka, dan K helr dibantu oleh Kurt Golstein dan Hans Gruhle,
mendirikan jurnal Psychological Research yang menjadi terbitan resmi aliran
pemikiran psikologi Gestalt. Pemerintahan Nazi menangguhkan penerbitannya pada
1938, tetapi menerbitkan dirangkum setelah perang pada 1949.
Wertheimer
adalah salah satu diantara kelompok pertama ilmuwan pelarian yang melarikan
diri dari Nazi Jerman ke Amerika Serikat, tiba di New York City pada 1933. Dia
bergabung dengan New School of Social Research, tempat dan tetap menjadi
anggota di sana sampai kematiannya 10 tahun kemudian. Meskipun tahun-tahunnya
di Amerika produktif, dia mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan bahasa
dan budaya baru.
Wertheimer
telah memberikan kesan yang kuat kepada psikolog muda Abraham Maslow, yang
rupanya sangat tertarik hingga dia mulai mempelajari karakteristik pribadi
Wertheimer. Dari observasi terhadap Wertheimer dan beberapa orang lainnya,
Maslow mengembangkan konsep akualisasi diri dan di kemudian hari mengusung
aliran pemikiran psikologi humanistik.
Kurt Koffka (188-1941)
Kurt
Koffka lahir di Berlin, merupakan seorang pendiri psikologi Gestalt yang paling
inovatif. Kurt tertarik pada sains dan filsafat kemudian menempatkan pendidikan
di Universitas Berlin. Dia belajar psikologi bersama Carl Stumpf, mendapatkan
gelar Ph.D nya pada 1909. Pada 1911, Koffka menerima sebuah
posisi di Universitas Giessen yang berjarak 40 mil dari Frankfurt, tempat dia
menetap sampai tahun 1924. Selama Perang Dunia I, dia bekerja menangani para
pasien yang mengalami gangguan otak dan penderita afasia disebuah klinik
psikiatrik.
Psikologi
Gestalt merupakan psikologi yang lebih memfokuskan pada proses-proses kognitif,
pada masalah berfikir, belajar, dan aspek-aspek lainnya dari pengalaman sadar.
Psikologi Michael Wertheimer, putra dari Max Wertheimer menjelaskan fokus awal
Gestalt pada persepsi berikut. ”Alasan utama mengapa para psikolog Gestalt
tahap awal mengkonsentrasikan publikasi sistematik mereka terhadap persepsi
adalah karena Zeitgeist-nya: psikologi Wund, yang menjadi obyek penentang
kalangan Gestaltis yang telah mendapatkan sebagian arena agar dapat menyerang
Wundt pada pijakannya yang paling kuat”.
Pada
1921, Koffka menerbitkan The Growth of the Mind, sebuah buku tentang
perkembangan psikologi anak yang meraih sukses besar baik di Jerman dan Amerika
Serikat. Koffka mengajar sebagai dosen tamu di Universitas Cornell dan Universitas
Wisconsin, dan pada 1927 dia mendapat posisi sebagai guru besar di Smith
College di Northampton, Massachusetts, tempat dia menetap hingga akhir hayatnya
pada 1941. Pada 1935, dia menerbitkan Principles of Gestalt Psychology, sebuah
buku sulit yang tidak menjadi pernyataan definitif psikologi Gestalt seperti
yang dimaksudkannya.
Wolfgang K hler (1887-1967)
K
hler dilahirkan di Estonia, K hler baru berusia lima tahun ketika keluarganya
pindah ke Jerman Utara. Pendidikan universitasnya dijalani di Tubingen, Born,
dan Berlin. Dan dia menerima gelar Doktoralnya dari Stumpf di Universitas
Berlin pada 1909. Kemudian dia melanjutkan ke Universitas Frankfur, tiba disana
beberapa saat sebelum Wertheimer dan stroboskop mainannya.
Wolfgang
K hler adalah juru bicara gerakan psikologi Gestalt. Buku-bukunya yang ditulis
dengan sangat cermat dan presisi, menjadi karya-karya standar dalam psikologi
Gestalt. Masa belajar fisika K hler bersama Max Planck telah memengaruhinya
untuk memutuskan bahwa psikologi harus bersekutu dengan fisika dan bahwa
Gestalten (bentuk atau pola) tidak hanya ada di dalam fisika tetapi juga ada
dalam psikologi.
K
hler telah menghabiskan waktu tujuh tahunnya untuk mempelajari perilaku
simpanse. Dia mencatat karyanya dalam sebuah buku yang kini tergolong klasik
The Mentality of Apes (1917) yang terbit dalam edisi kedua pada 1924 dan
diterjemahkan dalam bahasa inggris dan perancis. Meskipun awalnya K hler
menemukan riset simpanse itu menarik, dia segera merasa bosan bekerja dengan
hewan. Dia menulis, “Dua tahun bersama kera setiap hari orang akan menjadi
seperti simpanse.. dan memperhatikan sesuatu tentang hewan tidak lagi menjadi
sesuatu yang mudah”.
K
hler mengusulkan bahwa teori Gestalt adalah sebuah hukuman alam umum yang harus
diperluas pada semua sains lainnya. Tentang kehidupan pribadinya K hler pernah
menikah dua kali bukan memoligami istri pertamanya, namun menceraikannya dan
memutuskan kontak pada anak-anak dari istri pertamanya. K hler meskipun
memiliki keluarga sebenarnya dia memiliki anggapan tentang pernikahan, dia
memandang pernikahan sebagai sebuah “pembebanan terhadap kebebasannya” dan
tidak menyukai kehidupan keluarga. Menurutnya “semua orang seharusnya
bebas”.
Pada
tahun akademis 1925-1926, K hler mengajar di Universitas Harvard dan
Universitas Clark, dimana dia juga mengajar mahasiswa pasca sarjana tentang
cara menari tanggo. Pada 1929, dia menerbitkan Gestalt Psychology, sebuah
pertimbangan komprehensif mengenai gerakan Gestalt. Kemudian K hler pindah ke
Amerika Serikat, dia mengajar di Swarthmore College di Pennsylvania menerbitkan
beberapa buku dan mengedit jurnal Psychological Research. Pada 1956, dia
menerima Distinguished Scientific Contribution Award (Penghargaan kontribusi
Ilmiah terhormat) dari APA dan pada 1959 dia terpilih sebagai presiden APA.
-
Sifat
Perlawanan Gestalt
Gagasan
dari para psikolog Gestalt sangat kontradiktif dengan tradisi akademis
psikologi Jerman. Di Amerika Serikat,behaviorisme melakukan pemberontakan
secara lebih halus terhadap psikologi Wundtian dan strukturalisme yang telah
membawa perubahan-perubahan fundamental di dalam psikologi Amerika Serikat.
Tetapi di Jerman tidak ada efek-efek melembutkan semacam itu untuk menyusun
jalan bagi revolusi Gestalt. Pernyataan para psikologi Gestalt dianggap tak
lebih dari perbedaan pendapat.
Setelah
Wertheimer mengawali studi-studi mengenai persepsi gerakan kasatmata, para
psikolog Gestalt memberi perhatian mereka pada fenomena perseptual lainnya.
Pengalaman kekonstanan perseptual memberikan dukungan tambahan terhadap
pandangan-pandangan mereka. Demikian juga dengan kekonstanan kecerahan dan
ukuran elemen-elemen sensori dapat berubah, tetapi tidak dengan persepsi. Dalam
keadaan seperti ini, sama seperti pada gerakan kasatmata, pengalaman perseptual
memiliki kualitas keseluruhan yang tidak dapat ditemukan didalam bagian-bagian
komponen. Sehingga ada perbedaan antara karakter penstimulasi sensori dan
karakter persepsi yang sesungguhnya dihasilkan.
Persepsi
adalah keseluruhan, sebuah Gestalt, dan setiap upaya untuk menganalisis atau
mereduksinya menjadi elemen-elemen justru akan menghancurkannya. Memulai dengan
elemen berarti memulai dari ujung yang salah, karena elemen adalah produk dari
refleksi dan abstraksi yang jauh terpisah dari pengalaman langsung yang berusaha
dijelaskan dengannya. Psikologi Gestalt berusaha untuk kembali ke persepsi yang
naif, pada pengalaman langsung... dan ia bersikeras bahwa ia tidak menemukan
kumpulan elemen disana , tetapi keutuhan yang menyatu; bukan sekumpulan
sensasi, tetapi pepohonan, awan dan langit. Dan dengan penegasan ini ia
mengajak siapa saja merevikasinya hanya dengan membuka matanya dan memandang ke
dunia dengan cara yang biasanya dia lakukan sehari-hari.
Kata Gestalt telah mendatangkan beberapa
masalah, istilah tersebut tidak secara jelas menyatakan apa yang ingin
dipertahankan oleh gerakan tersebut. Selain itu, dia tidak memiliki persamaan
yang tepat dalam bahasa inggris. Persamaan kata yang biasa digunakan adalah
“form(bentuk), shape(bangun), dan configuration”. Dalam Gestalt Psyqology
(1929), K hler mencatat bahwa kata tersebut digunakan dalam dua cara dalam
bahasa jerman, yaitu
1. Untuk
menunjukkan bangun atau bentuk sebagai properti dari sebuah obyek.
2. Menunjukkan suatu estitasmenyeluruh atau
konkret yang dimiliki ketika seseorang mengacu pada suatu bentuk atau bangunan
tertentu.
Karena
itu, Gestalt dapat digunakan untuk merujuk pada obyek dan juga bentuk-bentuk
karakteristik. Selain itu, tidak hanya terbatas pada bidang visual atau bahkan
total sensori. Ia dapat menjangkau sampai ke masalah pembelajaran, pemikiran,
emosi, dan tingkah laku. Secara umum ia adalah penginderaan fungsional terhadap
dunia yang berusaha ditangani para psikolog Gestalt di dalam seluruh bidang
psikolog.
-
Prinsip-Prinsip
Gestalt untuk Pengorganisasian Perseptual
Prinsip-prinsip
Gestalt pada intinya adalah aturan yang kita gunakan untuk mengatur dunia
perseptual kita. Sebuah premis yang mendasarinya adalah bahwa pengorganisasian
perseptual terjadi secara instan, manakala mengindera bentuk atau pola. Menurut
teori Gestalt, otak adalah sebuah sistem dinamis dimana semua elemen akan aktif
pada saat ia berinteraksi. Area visual otak tidak merespon secara terpisah
terhadap elemen-elemen satuan dari input visual, yang menghubungkan
elemen-elemen ini dengan proses asosiasi mekanis.
-
Beberapa
prinsip pengorganisasian perseptual adalah sebagai berikut:
1. Proksimitas.
Bagian-bagian yang berdekatan dalam ruang dan waktu yang tampak seperti bersatu
dan cenderung dipersepsikan sebagai satu kesatuan.
2. Kontinuitas.
Ada kecenderungan pada persepsi kita untuk mengikuti suatu arah, untuk
menghubungkan elemen-elemen dalam cara tertentu yang membuatnya terlihat
seperti berkesinambungan atau mengalir dalam arah tertentu.
3. Kesamaan.
Bagian-bagian yang sama cenderung akan dilihat bersama membentuk suatu
kelompok.
4. Penutupan.
Ada kecenderungan di dalam persepsi kita untuk menyempurnakan gambar-gambar
yang tidak sempurna, untuk mengisi celah-celah.
5. Kesederhanaan.
Kita cenderung melihat gambar menjadi sebaik mungkin dibawah kondisi-kondisi
stimulus atau pr gnanz atau bentuk yang baik.
6. Rupa/Lahan.
Kita cenderung mengorganisir persepsi menjadi obyek yang dilihat (rupa) dan
latar belakang yang menjadi tempat kehadirannya (lahan). Rupa tersebut terlihat
lebih substansial dan lebih menonjol daripada latar belakangnya.
Wertheimer
menyebutnya faktor-faktor tepi, tetapi dia juga mengenal bahwa faktor-faktor
sentral didalam diri organismen memengaruhi persepsi. Gestalt lebih memfokuskan
perhatian pada faktor-faktor tepi dari pengorganisiran perseptual ketimbang
pada pengaruh pembelajaran atau pengalaman.
-
Studi-Studi
Pembelajaran Gestalt: Wawasan dan Mentalitas Kera
Studi-studi
ini dilakukan didalam dan disekitar kandang hewan-hewan tersebut dan melibatkan
alat-alat bantu sederhana seperti togkat atau kandang, dan kotak-kotak untuk
memanjat dan menjangkau buah yang digantung dilangit-langit kandang. Konsisten
dengan pandangan Gestalt mengenai persepsi, K hler menginterpretasi hasil-hasil
risetnya terhadap hewan-hewan ini dalam kaitannya dengan situasi keseluruhan
dan hubungan diantara stimuli. Dia berpendapat bahwa menyelesaikan masalah
adalah soal penyusunan kembali bidang perseptual.
Isomorfisme
Setelah berhasil memapankan pendapat mereka bahwa manusia akan
lebih mudah mempersiapkan keseluruhan yang terorganisir daripada sekumpulan
elemen sensori, psikologi Gestalt menggeser fokus mereka pada mekanisme otak
yang terlibat di dalam persepsi. Mereka berusaha membangun sebuah teori
mengenai korelasi neurologis yang mendasari Gestalt yang dipersepsikan. Gagasan
ini sangat berbeda dengan konsepsi seperti mesin yang mekanis menghubungkan
input sensori berdasarkan prinsip-prinsip asosiasi. Dalam pandangan
asosiasionis ini, otak beroperasi secara pasif, tidak dapat mengorganisir atau
memodifikasi secara aktif elemen-elemen sensori yang diterimanya. Teori yang
muncul belakangan ini juga mengimplikasikan sebuah hubungan langsung antara
persepsi dan bagian-bagian neurologis.
Dari risetnya
mengenai gerakan kasatmata, Wertheimer mengusulkan bahwa aktifitas otak itu
merupakan sebuah proses menyeluruh dan konfiguratif. Karena gerakan kasatmata
dan gerakan aktual haruslah sama. Dan karena itu proses-proses orak yang saling
berkorespondensi harus berjalan.
Dengan kata lain,
untuk menjabarkan fenomena itu, harus ada koresponden antara pengalaman
psikologis atau sadar dengan pengalaman orak yang mendasarinya. Gagasa ini
disebut isomorfisme, sebuah prinsip yang sudah diterima dalam biologi dan
kimia. Para psikolog Gestalt menghubungkan persepsi dengan sebuah peta, dalam
hal dimana persepsi identik (iso) dalam bentuk dan bangun (morph) dengan apa
yang direpresentasikannya, tanpa menjadi sebuah tiruan harfia dari bentuk
permukaannya. Tetapi, persepsi dapat menjadi sebuah pedoman yang dapat
diandalkan untuk dunia nyata yang dipersepsikan.
Khler memperluas
posisi Wertheimer dalam Static and Stationary Physical Gestalt (1920),
dimana Khler memandang proses-proses kortikal berperilaku sama dengan
medan-medan kekuatan. Dia berpendapat bahwa sama seperti perilaku kekuatan sebuah
medan elektromagnetik di sekitar magnet, medan-medan aktifitas neural dibangun
melalui proses-proses elektromekanis di dalam otak dalam merespon impuls-impuls
sensori.
4)
Penyebaran Psikologi Gestalt
Pada pertengahan tahun 1920 an, gerakan Gestalt merupakan sebuah
gerakan aliran pemikiran yang koheren, dominan, dan sangat kuat di Jerman.
Terpusat di Psychological Institute of the University of Berlin, gerakan
tersebut menarik sejumlah besar mahasiswa dari berbagai Negara. Institute
tersebut bertempat di bagian sayap dari bekas Istana Kerajaan dan membangun
salah satu laboratorium terbesar di dunia, yang dilengkapi alat-alat untuk
menginvestigasi berbagai persoalan psikologis dari sudut pandang Gestalt. Jurnal
psikologi Gesalt yakni Psychological Research banyak dibaca dan
dihormati.
Inti dari
psikologi Gestalt berpindah ke Amerika Serikat, menyebar melalui kontak-kontak
personal dan juga karya-karya yang diterbitkan. Bahkan sebelum berdirinya
aliran pemikiran tersebut secara alami, banyak psikolog Amerika telah belajar
bersama para pemimpin masa depannya, menyerap gagasan-gagasan mereka. Herbert
Langfeld dari Universitas Princeton bertemu dengan Koffka di Berlin dan
mengirimkan mahasiswanya E.C. Tolman ke Jerman, Tolman menjadi subyek dalam
program riset Koffka. Robert Ogden dari Unversitas Cornell juga pernah ketemu
Koffka. Peneliti kepribadian Gordon Allport dari Universitas Harvad
menghabiskan waktu selama satu tahun di Jerman dan menyatakan dirinya sangat
terkesan dengan kualitas riset ekperimental Gestalt.
Beberapa buku
karya Koffka dan Khler telah diterjemahkan dari bahasa Jerman ke bahasa Inggris
dan diulas di dalam jurnal-jurnal psikologi Amerika. Serangkaian artikel karya
psikolog Amerika Harry Helson yang diterbitkan di dalam American Journal of
Psychology, juga membantu menyebarkan teori Gastalt di Amerika Serikat
(Helson, 1925, 19260). Koffka dan Khler dating ke Amerika Serikat untuk member
kuliah di universitas-universitas dan koferensi-koferensi. Koffka member 30
ceramah dalam tiga tahun, dan pada 1929 Khler menjadi pembicara utama pada
Kongres Psikologi Internasional ke Sembilan di Universitas Yale.
Demikianlah
psikologi Gestalt menarik perhatian di Amerika Serikat, tetapi untuk sejumlah
alasan penerimannya sebagai sebuah aliran pemikiran berjalan lambat,
1. Karena behaviorisme sedang berada di puncak popularitasnya.
2. Ada kendala bahasa, sebagian besar publikasi Gestalt ditulis
dalam bahasa Jerman, dan kebutuhan akan penerjemah telah menunda penyebarluasan
penuh dan akurat dari sudut pandangan Gestalt.
3. Seperti yang telah disebutkan dimuka, banyak psikolog yang
menyakini secara keliru bahwa Psikologi Gestalt hanya berhubungan dengan
persepsi.
4. Para pendirinya, yakni Wertheimer, Koffka, dan Khler mengajar di
perguruan tinggi-perguruan tinggi kecil di Amerika Serikat yang tidak memiliki
program-program pasca sarjama, sehingga sulit bagi mereka untuk menarik
murid-murid yang dapat menjalankan gagasan-gagasan mereka.
5. Dan paling penting adalah bahwa psikologi Amerika telah
mengalami kemajuan jauh melampaui gagasan-gagasan Wundt dan Titchener, yang
ditentang oleh para pengikut psikologi Gestalt.
Oleh karena itu,
psikologi Amerika sangat jauh terpisah dari posisi elemenistik Wundt
dibandingkan dengan psikologi Jerman. Para psikolog Amerika yakin bahwa para
psikolog Gestalt sedang melawan musuh yang sudah mereka taklukkan. Para
psikolog Gestalt dating ke Amerika untuk memprotes sesuatu yang sudah tidak
dipedulikan lagi.
Pertarungan dengan Behaviorisme
Ketika para
psikolog Gestalt menyadari tren-tren yang ada di dalam psikologi Amerika,
mereka segera siap mengarahkan target baru mereka. Jika membidik psikologi
Wundtian maka akan sia-sia, karena sudah lenyap dari psikologi Amerika, dan
oleh sebab itu mereka bisa menyerang kualitas reduksionis dari aliran pemikiran
behaviorisme. Dan jadilah para psikolog Gestalt mengemukakan pendapat bahwa
behaviorisme sama seperti psikologi Wundt, juga berhubungan dengan abstraksi
artifisial. Bagi mereka hanya ada sedikit perbedaan apakah analisis dilakukan
dalam hal reduksi introspektif menjadi elemen-elemen (Wundt) ataukah dalam hal
reduksi obyektif menjadi unit-unit stimulus-respon terkondisi (Watson).
Hasilnya akan sama : Sebuah pendekatan molekular dan bukan molar (menyeluruh).
Pertarungan antara
para psikolog Gestalt dan psikolog behavioral berkembang secara emosional dan
personal. Ketika Clark Hull, E.C.Tolman, Wolfgang Khler, dan beberapa psikolog
lainnya keluar untuk minum bir setelah melakukan sebuah pertemuan ilmiah di
Philadelphia pada 1941, k hler berkata kalau dia telah diberitahu bahwa Hull
menggunakan kalimat menyinggung “para Gestalter sialan itu” di kelas-kelas
kuliahnya. Karena malu atas terbukanya hal ini, Hull berkata bahwa dia berharap
perselisihan ilmiah ini tidak akan berubah menjadi serang-serangan personal.
K hler menjawab
bahwa dia “bersedia mendiskusikan sebagian besar persoalan secara logis dan
ilmiah, tetapi kalau ada yang mencoba membuat manusia menjadi seperti mesin
judi =, maka ia akan melawan.” Dia menghantamkan tinjunya ke atas meja “dengan
suara membahana” untuk menekankan maksudnya (Amsel & Rashitte, 1984, hal.
23).
Teori Medan : Kurt Lewin (1890-1947)
Tren dalam sains abad kesembilan belas yang lebih banyak berpikir
kerangka hubungan medan ketimbang kerangka atomistic dan elemenistik. Psikologi
Gestalt mencerminkan tren ini. Teori medan muncul di dalam psikologi sebagai
bagian dari konsep medan-medan kekuatan di dalam fisika. Dalam psikologi
sekarang ini istilah teori medan biasanya merujuk pada gagasan-gagasan Kurt
Lewin. Karya Lewin memiliki orientasi Gestalt tetapi meluas melampaui posisi
Gestalt ortodoks hingga mencakup kebutuhan manusia, kepribadian, dan
pengaruh-pengaruh sosial terhadap perilaku.
Kehidupan Lewin
Kurt Lewin lahir di Mogilno, Jerman, dan menempuh studi di
Universitas Freiburg, Munich, dan Berlin. Dia menerima gelar Ph.D nya bidang
psikologi dari Carl Stumpf di Berlin pada 1914, dimana dia juga belajar
matematika dan fisika. Selama perang dunia I, Lewin bergabung dengan angkatan
darat Jerman, dia terluka dalam aksi militer dan menerima lancana Iron Cross
Jerman. Dia kembali ke Universitas Berlin dan mendalami minatnya dalam riset.
Khususnya riset Gestalt untuk masalah asosiasi dan motivasi.
Karena itu, Lewin
sudah dikenal di Amerika Serikat ketika dia menjadi dosen tamu di Stanford pada
1932. Tahun berikutnya dia memutuskan untuk meninggalkan Jerman karena
kekejaman Nazi. Dia menulis surat kepada K hler, “Saya kini yakin bahwa tak ada
piliha lain bagi saya selain pindah, meskipun hidup ini akan menghancurkan
hidup saya”. Dia menghabiskan dua tahun di Universitas Cornell dan kemudian
pindah ke Unversitas lowan. Risetnya dalam bidang psikologi sosial anak
menuntun kepada undangan untuk membangun Research Center for Group Dynamics
(Pusat Riset Dinamika Kelompok) yang baru di Institut Teknologi Massachusetts.
Meskipun dia kemudian meninggal beberapa tahun setelah menerima posisi
tersebut, programnya begitu efektif hingga pusat riset ini, yang berada di
Universitas Michigan tetap aktif sampai sekarang.
Ruang Kehidupan
Sepanjang karir
selama 30 tahun, Lewin mengabdikan dirinya kepada bidang motivasi manusia
secara umum, menggambarkan perilaku manusia di dalam konteks fisik dan sosial
keseluruhnnya. Secara keseluruhan konsepsi psikologinya bersifat praktis,
memfokuskan pada persoalan-persoalan sosial yang memengaruhi bagaimana kita
hidup dan bekerja.
Pengetahuan Lewin
tentang teori medan dalam fisika menuntunnya untuk mempertimbangkan bahwa
aktifitas-aktifitas psikologis seseorang terjadi di dalam semacam medan
psikologis, yang disebutnya life space atau ruang kehidupan. Ruang
kehidupan meliputi seluruh peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan yang
memengaruhi kita. Dari sudut pandang psikologis, masing-masing dari semua
peristiwa ini menentukan perilaku dalam suatu situasi tertentu. Ruang kehidupan
terdiri dari kebutuhan seseorang dalam interaksi dengan lingkungan
psikologisnya.[1]
-
Ruang Kehidupan
Sepanjang karir selama 30 tahun, Lewin mengabdikan dirinya kepada bidang
motivasi manusia secara umum, menggambarkan perilaku manusia didalam konteks
fisik dan sosial keseluruhannya (Lewin, 1936, 1939). Secara keseluruhan
konsepsi psikologinya bersifat praktis, memfokuskan pada persoalan-persoalan
sosial yang memengaruhi bagaimana kita hidup dan bekerja. Dia berusaha
memanusiakan berbagai macam pekerjaan sehari-hari sehingga pekerjaan dapat
menjadi sumber kepuasan pribadi dan bukan hanya sekedar menjadi suatu cara
untuk mencari nafkah.
Pengetahuan Lewin tentang teori medan dalam fisika menuntunnya untuk mempertimbangkan
bahwa aktifitas-aktifitas psikologis seseorang terjadi didalam semacam medan
psikologis, yang disebutnya life space atau ruang kehidupan. Ruang kehidupan
meliputi seluruh peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan yang
memengaruhi kita. Dari sudut pandang psikologis, masing-masing dari semua
peristiwa ini menentukan perilaku dalam suatu situasi tertentu. Karena itu,
ruang kehidupan terdiri dari kebutuhan seseorang dalam interaksi dengan
lingkungan psikologisnya.[2]
Lewin menggunakan model matematika untuk menyampaikan konsepsi
teoritisnya mengenai proses-proses psikologis. Karena dia lebih tertarik kepada
individu (kasus tunggal) daripada kelompok atau perfonmansi rata-rata, analisis
statistik tidak banyak berguna untuk tujuannya. Dia memilih topologi, dan
sebuah bentuk geometri, untuk menggambarkan ruang kehidupan, menunjukkan
tujuan-tujuan yang mungkin dicapai seseorang serta jalur yang menuntun kepada
pencapaian tersebut pada saat tertentu.
Di dalam peta-peta tipologisnya, yang digunakannya untuk menggambarkan
diagram semua bentuk perikalu dan fenomena psikologis, Lewin menggunakan anak
panah (vektor) untuk menyampaikan arah pergerakan seseorang menuju ke sebuah
tujuan. Dia menambahkan pemikiran untuk menimbang pilihan (valensi) ini untuk
merujuk kepada nilai positif atau negatif dari obyek-obyek yang terdapat di
dalam ruang kehidupan. Obyek-obyek yang menarik atau memenuhi kebutuhan manusia
memiliki valensi positif, objek-objek yang menancam memiliki valensi negatif.
Diagram-diagramnya kadang-kadang disebut sebagai “blackboard psychology”( psikologi papan tulis ).[3]
-
Motivasi dan Efek Zeigarnik
Lewin mengusulkan sebuah kondisi keseimbangan atau ekuilibrium antara
orang dan lingkungannya. Setiap gangguan terhadap ekuilibrium ini menuntut
kepada ketegangan, yang pada gilirannya membawa kepada suatu upaya tindakan
untuk melepaskan ketegangan dan mengembalikan keseimbangan. Sehingga, untuk
menjelaskan motivasi manusia, Lewin yakin bahwa perilaku melibatkan sebuah
siklus kondisi-ketegangan atau kondisi-kebutuhan yang diikuti oleh aktifitas
dan pelepasan.
Sebuah eksperimen awal untuk menguji proposisi ini dilakukan oleh Bluma
Zeigarnik pada 1927 di bawah pengawasan Lewin. Subyek diberi serangkaian tugas
dan dibiarkan untuk menyelesaikan sebagian dari tugas-tugas tersebut tetapi
diinterupsi sebelum mereka menyelesaikan sisanya. Lewin membuat beberapa
prediksi berikut:
1.
Sebuah sistem-ketegangan dibangun ketika para subyek diberi sebuah tugas
untuk dilakukan.
2.
Ketika tugas tersebut diselesaikan, ketegangan hilang.
3.
Jika tugas tidak terselesaikan, ketegangan masih bertahan dan cenderung
membesar sehingga para subyek akan mengingat tugas tersebut.
Hasil-hasil yang diperoleh Zeigarnik menegaskan prediksi tersebut. Subyek
mengingat tugas-tugas yang tidak terselesaikan dengan lebih siap daripada yang
tidak terselesaikan. Sejak saat itu efek ini dikenal dengan nama efek
Zeigarnik.
-
Psikologi Sosial
Ketertarikan Lewin terhadap psikologi sosial dimulai pada 1930-an. Upaya[4]
– upaya perintisnya dalam bidang ini cukup untuk menjustifikasi kedudukannya di
dalam sejarah psikologi. Fitur menonjol dari psikologi sosial Lewin adalah
dinamika kelompok, aplikasi konsep-konsep psikologis pada perilaku individu dan
kelompok. Lewin melakukan sejumlah studi perilaku dalam berbagai situasi
sosial. Riset Lewin megawali beberapa bidang baru dalam riset sosial dan memacu
perkembangan psikologi sosial.
Selain itu, dia juga menekankan tentang riset aksi sosial, studi
masalah-masalah sosial yang relevan dengan pandangan untuk memperkenalkan
perubahan. Sebagai cermin kepedulian pribadinya terhadap masalah rasial, dia
melakukan sejumlah studi komunitas di lingkungan perumahan yang terintegrasi,
kesetaraan kesempatan kerja, serta perkembangan dan pencegahan prasangka pada
masa kanak-kanak.
Secara umum, program-program eksperimental dan penemuan-penemuan riset
Lewis lebih dapat diterima oleh kalangan psikolog dibandingkan sejumlah pandangan
teoritisnya. Pengaruhnya dalam psikologi anak dan sosial sangat besar, dan
banyak dari kosep-konsep dan teknik-tekniknya masih digunakan dalam studi-studi
kepribadian dan motivasi hingga kini.
-
Kritisme
terhadap Psikologi Gestalt
Kritik terhadap aliran pemikiran psikologi Gestalt menuduh bahwa
pengorganisasian[5] proses-proses perseptual,
seperti fenomena phi, pendekatannya tidak dilakukan layaknya sebuah masalah
ilmiah yang akan di investigasi, tetapi diperlakukan sebagai sebuah fenomena
yang eksistensinya diterima begitu saja. Hal ini seperti menyangkal bahwa
memang ada masalah.
Selain itu, para psikolog eksperimental bersikeras bahwa posisi Gestalt
itu janggal dan konsep dasarnya tidak di definisikan dengan batasan yang cukup
ketat untuk memunculkan makna ilmiah. Para psikolog Gestalt menjawab tuduhan
ini dengan mengatakan bahwa dalam sebuah sains yang baru lahir, sering kali
memang memiliki upaya-upaya yang belum sempurna untuk menjelaskan dan
mendefinisikannya, tetapi belum sempurna tidak sama dengan janggal.
Sebagian psikolog lainnya menuduh bawa para pendukung Gestalt terlalu
terlena dengan teori dan mengorbankan data riset dan data empiris. Meskipun
aliran Gestalt memang berorientasi teoritis, ia juga menekankan pada
ekperimentasi dan sangat banyak melakukan riset.
Selain itu, sebagian psikolog menaggap psikologi Gestalt menggunakan
asumsi-asumsi psikologis yang didefinisikan dengan buruk. Para peneliti Gestalt
menganguki bahwa penelitian mereka dalam bidang ini bersifat tentatif tetapi
mereka yakin sangat berguna dalam sistem mereka.
-
Kontribusi
psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt mampu mempertahankan[6]
suatu identitas tersendiri. Ajaran-ajaran utamanya memang tidak diserap
sepenuhnya oleh pemikiran psikologi jalur utama. Ia terus mendorong minat
terhadap pengalaman sadar sebagai persoalan absah dalam psikologi pada masa
ketika pengaruh behaviorisme sedang dominan.
Fokus Gestalt pada pengalaman sadar tidak seperti pendekatan Wundt dan
Titchener tetapi justru terpusat pada versi modern fenomenologi. Para pengikut
kontemporer posisi Gestalt yakin bahwa pengalaman sadar memang terjadi dan ia
merupakan subyek studi yang absah. Tetapi, mereka mengakui bahwa ia tidak dapat
diinvestigasi dengan tingkat presisi dan objektivitas yang sama seperti
perilaku kasat mata.[7]
Keesokan harinya jelas bahwa ada kesulitan tertentu yang terletak
pada masalah itu sendiri. Sultan mengangkat satu kotak ke bawah sasaran, tetapi
tidak membawa yang ke dua, akhirnya kotak-kotak di susun untuknya dan diapun
bisa meraih sasaran. Sebuah susunan kotak baru segera di buatkan(yang lama
kembali di runtuhkan), dan sama sekali tidak memancingnya untuk bekerja, dia
berusaha menggunakan pengamat sebagai alat pijakan, jadi sekali lagi susunan
kotak di buatkan untuknya. Di bawah sasaran ketiga sultan meletakan sebuah
kotak, menarik kotak lain ke sebelahnya, tetapi berhenti pada momen kritis,
tingkah lakunya sangat membingungkan, dia terus memandang sasaran, sambil pada
saat yang sama meraba kotak kedua. Lalu dengan tiba-tiba dia mencengkram kotak
kedua tersebut dengan kuat dan dengan gerakan yang sangat mantap dia meletakan
kotak tersebut di atas kotak yang pertama.
Dua hari kemudian eksperimen ini pun di ulang kembali sasaran
tersebut di gantungkan pada sebuah titik baru. Sultanpun menyusun kotak-kotak
tersebut sedikit miring di bawah sasaran, membawa yang ke dua naik dan mulai
menaikinya, ketika sambil melihat kesasaran dia menjatuhkanya lagi. Setelah
beberapa kali mencoba cara lain dia kembali memulai membangunnya dengan hati-hati
dia meletakan kotak pertama tegak lurus di bawah sasaran, dan kini dengan
sekuat tenaga ia berusaha meletakan kotak kedua di atas kotak pertama. Dalam
usahanya itu dia berhenti pada kotak yang paling rendah. Kemudian sultan
berdiri di atasnya, dan langsung berjumpalitan dengan seluruh kotak kelantai.
Sultan tampak kelelahan dan berbaring di salah satu sudut ruangan,
dan dari sini ia menatap kotak dan sasaran. Baru setelah cukup lama dia memulai
lagi pekerjaanya dengan meletakan satu tegak lurus dan mencoba meraih sasaranya
itu. Ia melompat dan mengambil kotak kedua, dengan semangat yang besar ia
berhasil membuat susunan lurus ke atas, tetapi susunannya itu pun terlalu jauh
ke salah satu sisi sehingga dalam tiap usahanya untuk menaiki tersebut, susunan
itupun mulai bergoyah dan runtuh. Baru setelah usaha yang panjang di mana hewan
ini jelas terlihat bertindak coba-coba, membiarkan segalanya bergantung pada
keberhasilan atau kegagalan gerakan-gerakan tersebut tanpa rencana yang matang.
Kemudian kotak yang ter atas berada pada posisi yang lebih aman dan sasaranya
pun berhasil di raihnya.
Setelah usaha ini sultan selalu segera menggunakan kotak kedua,dan
tak pernah ragu tentang di mana harus meletakanya. Hewan ini belajar
menggunakan kotak-kotak untuk menjangkau obyek stimulus, yang biasanya berupa
sebuah pisang yang di gantungkan di atap kandang. Perhatikan bahasa non-teknis
yang di gunakan k hler untuk menggambarkan pejerjaanya ini. Dia tidak
menggunakan desain dan pengukuran eksperimental formal apa pun, tidak ada
perlakuan eksperimental yang ketat, kelompok kontrol, ataupun analisis
statistik. Tetapi k hler hanya menggambarkan observasi-observasinya terhadap
raksi hewan-hewan tersebut dalam situasi yang di ciptakanya.
Komentar
K
hler menginterpretasikan studi ini dan studi-studi lainya sebagai sesuatu yang memberikan bukti adanya
wawasan, kemampuan untuk mengerti dan memahami secara spontan yang dapat
dilihat dengan jelas. Contoh penemuan simultan yang independen, psikolog hewan
amerika robert yerkes menemukan bukti pada orang utan yang sangat berguna dalam
mendukung konsep wawasan, yang di sebutnya ideational learning (pembelajaran
ideasi).
Pada
tahun 1974, penjaga simpanse-simpanse k hler, manuel gonzalez y garcia dia
menceritakan banyak kisah tentang hewan-hewan tersebut, khususnya sultan, yang
bisa memberi makan kera-kera lainya. Gonzalez akan memberi sultan seikat pisang
untuk di pegang. Berdasarkan perintah lisan, masing-masing dua, sultan akan
berjalan di sekitar pekarangan dan membagikan pisang ke pada masing-masing
kera.
Suatu hari sultan melihat penjaga
sedang mengecat pintu. Ketika penjaga pergi sultan mengambil kuas cat, dan
meniru tingkah laku yang di amatinya. Putra k hler yang masih kecil, claus
duduk di depan sebuah kandang, berusaha menarik sebuah pisang dari balik jeruji
kandang tetapi gagal. Sultan yang berada di dalam kandang rupanya sedang tidak
lapar, memutar pisang sejauh 90 f supaya cukup melewati jeruji, karena melihat
kejadian itu k hler berkata bahwa sultan lebih pintar darinya.
Studi-studi tentang wawasan ini
mendukung persepsi menyeluruh atau global dan tingkah laku, sebagai yang
bertentangan tentang pandangan, molekular atau atomistik dari kalangan
behavioris. Riset ini juga menguatkan gagasan gestalt bahwa pembelajaran itu melibatkan
pengorganisasian kembali atau penyusunan kembali lingkungan psikologis
seseorang.
-
Pemikiran produktif pada manusia
Buku weirtheimer mengenai pemikiran produktif, yang di terbitkan
setelah dia wafat, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran gestalt pada
pemikiran kreatif manusia. Dia mengemukakan bahwa pemikiran di lakukan secara
menyeluruh. Pembelajaran memandang situasinya sebagai sebuah keseluruhan, dan
pengajar harus menyampaikan situasinya sebagai sebuah keseluruhan. Anda dapat
melihat perbedaan-perbedaanya dengan metode coba-coba di mana sebuah solusi terhadap sebuah masalah
bersifat tersembunyi, dalam artian tertentu, dan pembelajaran bisa melakukan
kesalahan sebelum berhasil menemukan jawaban yang benar.
Kasus yang di tengahkan dalam buku weirtheimer mencakup mulai dari
proses berpikir anak-anak dalam menyelesaikan masalah-masalah geometrik sampai
dengan proses-proses kognitif yang
terjadi pada fisikawan albert einstein ketika mengembangkan teori relativitasnya.
Pada usia yang berbeda dan pada berbagai macam kesulitan, weirtheimer menemukan
bukti untuk mendukung gagasan bahwa seluruh masalahnya harus di pertimbangkan
hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan situasi. Lebih lanjut, penyelesaian
masalah harus di mulai dari masalah secara keseluruhan menurun sampai ke
bagian-bagianya, dan bukan sebaliknya.
Penutup
Kesimpulan
Dari
pembahasan makalah di atas dapat kita simpulkan bahwasannya,
1.
Wolfgang K Hler
mempelajari kera-kera di pulau Tenerife. Hewan-hewan itu telah dilatih, atau di
kondisikan, untuk bertingkah laku dalam cara tertentu.
revolusi
Gestalt mulai merambah psikologi Jerman, itu merupakan bentuk protes lainnya
terhadap psikologi Wundtian, testimoni lebih lanjut terhadap arti penting
gagasan Wundt sebagai sebuah inspirasi bagi sudut pandang baru dan sebuah basis
untuk meluncurkan sistem-sistem psikologi baru.
2. Salah
satu pemikiran yaitu dari Franz Brentano yang menentang penekanan Wundt
terhadap elemen-elemen pengalaman sadar, mengusulkan agar psikologi mempelajari
aktifitas mengalami. Dia menganggap introspeksi Wundt bersifat dangkal dan
lebih meyukai observasi yang lebih lunak dan langsung terhadap pengalaman pada
saat sedang terjadi.
3. gerakan Gestalt merupakan sebuah gerakan aliran pemikiran yang
koheren, dominan, dan sangat kuat di Jerman, Inti dari psikologi Gestalt
berpindah ke Amerika Serikat, menyebar melalui kontak-kontak personal dan juga
karya-karya yang diterbitkan.
Komentar
Posting Komentar