Langsung ke konten utama

perkembangan dalam psikologi sufistik



Perkembangan dalam psikologi sufistik
Annisa Macfiroh
       I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu psikologi yang membahas berbagai perubahan intra-individual dan perbahan inter-individual pada kehidupan setiap manusia. Dua perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian tahap-tahap periodisasi perkembangan manusia. akan tetapi perkembangan tersebut juga tidak terlepas dari tugas setiap fasenya yang berbeda-beda. Dalam periodisasi perkembangan juga tercakup konsep usia, faktor dan fungsi perkembangan yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
            Banyak al-Qur’an dan hadist-hadist nabi yang mengisyaratkan tentang bagaimana perkembangan manusia.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perkembangan?
2.      Bagaimana faktor hereditas dan lingkungan dalam perkembangan?
3.      Bagaimana faktor ketentuan Allah dalam perkembangan?











    II.            PEMBAHASAN
A.    Definisi Perkembangan
Secara sederhana, Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thinking, social relationship, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian petumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik pencaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) – seperti kematian.[1]
B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan tiap-tiap individu tidak sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besarnya, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor, yaitu faktor hereditas, faktor lingkungan dan faktor umum. Untuk lebih jelasnya kedua faktor tersebut berikut akan penulis uraikan.
1.      Faktor Hereditas
Hereditas adalah totalitas karakter sifat-sifat karakteristik yang dibawa atau dipindahkan dari orang tua keanak keturunannya. Hereditas dapat di artikan  sebagai pewarisan atau pemindahan Biologis karateristik individu dari Pihak orang tuanya.[2]
Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.[3] Kromosom adalah bagian sel yang mengandung sifat keturunan. Perpindahan genetik ini merupakan dari kromosom dan gen. Asumsi yang mendasari aliran ini adalah bahwa pada diri anak dan orang tua terdapat banyak kesamaan, baik fisik maupun psikis.[4]
Semenjak dari kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat-kodrat yang dikandungnya dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
a.       Bakat atau Pembawaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat diumpamakan yang terkandung dalam diri anak. Setiap individu memilii bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya, seperti bakat musik, seni, agama, akal yang tajam dan sebagainya. Anak yang mempunyai bakat musik misalnya, niscaya minat dan perhatiannya akan sangat besar terhadap musik. Ia akan mudah mempelajarinya, mudah mencapai kecakapan-kecakapan yang berhubungan dengan musik. Ia dapat mencapai kemajuan dalam bidang musik, bahkan mungkin mencapai prestasi yang luar biasa, seperti ahli musik, pencipta lagu, apabila didukung oleh pendidikan dan lingkungan yang memadai, sebab bakat hanya berarti kemungkinan, bukan berarti keharusan. Dengan demikian jelaslah bahwa bakat atau pembawaan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan individu.
b.      Sifat-Sifat Keturunan
Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, pemarah, pendiam, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa sifat-sifat keturunan ikut menentukan perkembangan seseorang. Meskipun demikian, karena sifat-sifat keturunan seumpama bibit, yang tumbuhnya dapat dipengaruhi dan dipupuk kearah yang baik atau yang buruk, maka ini berarti bahwa pendidikan dan lingkungan dapat menghambat tumbuhnya sifat-sifat yang buruk dan mengembangkan sifat-sifat yang baik.
c.       Dorongan dan Instink
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya sedangkan instink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin. Dengan perkataan lain, instink adalah suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan tanpa didahului dengan latihan. Kemampuan instink ini pun merupakan pembawaan sejak lahir, yang dalam psikologi kemampuan instink ini termasuk kapabilitas, yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa melalui belajar.
Tiap anak dilahirkan dengtan dorongan-instink yang dikandung didalam jiwanya. Ada dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama hidup manusia aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan, seperti dorongan mempertahankan diri, dorongan seksual, dan dorongan sosial. Dorongan mempertahankan diri misalnya tampak pada bayi ketika mencari makanan. Dengan instoink yang dimilikinya ia berusaha mencari susu ibunya, sehingga memperoleh makanan untuk mempertahankan hidupnya. Dorongan dan instink ini juga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan individu.
d.      Bentuk Tubuh dan Warna Kulit
Salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya anak-anak yang memiliki bentuk  tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti ayahnya, rambut keriting  dan warna kulit putih seperti ibunya. Cukup besar pengaruh keturunan(pembawaan) terhadap pertumbuhan jasmani anak. Bagaimanapun tingginya teknologi untuk mengubah  bentuk dan warna kulit seseorang, namun faktor keturunan tidak dapat diabaikan begitu saja.
e.       Penyakit atau Cacat Tubuh
Beberapa penyakit atau cacat tubuh ada yang berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan dan saraf. Penyakit yang dibawa sejak lahir akan mempengaruhi pertubuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.
2.      Faktor Lingkungan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perkembangan itu didorong dari dalam, dan dorongan itu dapat melaju atau terhambat oleh faktor-faktor yang berada di luar dirinya. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
a.       Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Hal ini terutama pada tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah) makanan yang dimakan, melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri. Makanan yang banyak hanya akan mengenyangkan perut, tetapi gizi yang cukup akan dapat menjamin pertumbuhan yang sempurna.
Akan tetapi, apabila ditinjau dari perspektif agama (Islam), makanan yang mengandung gizi saja belum cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus disempurnakan dengan tingkat kehalalan dan kebersihan dari makanan itu sendiri, sebagaimana firman Allah:
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
“dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah direzekikan kepadamu... (QS. Al-Maidah: 88).”
b.      Iklim
Iklim atau keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan dan kehidupan anak. Sifat-sifat iklim, alam dan udara pula mempengaruhi sifat-sifat individudan jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang bersangkutan. Seseorang yang hidup dalam iklim tropis yang kaya raya misalnya, akan terlihat jiwanya lebih tenang, lebih “nrimo”, dibandingkan dengan seseorang yang hidup dalam iklim dingin, karena iklim tropis keadaan alamnya tidak “sekeras” di iklim dingin, sehingga perjuangan hidupnya pun cenderung lebih santai.
Hal ini juga terlihat pada besar tubuh seorang anak, kesehatan dan kematang usianya banyak dipengaruhi oleh banyaknya udarayang segar dan bersih serta sinar matahariyang diperolehnya, khususnya pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya. Keanyataannya itu akan lebih nyata jika membandingkan antara anak-anak hidup di lingkungan yang baik dan sehat dengan anak-anak yang hidup dilingkungan yang buruk (kumuh) dan tidak sehat.
c.       Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak jugamempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, katrena jiwanya masih berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Lain halnya dengan seseorang yang hidup dalam kebudayaan kota yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing.
d.      Ekonomi
latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orangtua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Mereka mederita kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa anak-anaknya. Bahkan tidak karang tekanan ekonomi mengakibatkan pada tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik antara ibu dan bapak, antara anak dan orangtua, sehingga melahirkan rasa rendah diri pada anak.
e.       Kedudukan Anak dalam Lingkunga Keluarga
Kedudukan Anak dalam Lingkunga Keluargamjuga mempengaruhi perkembangannya. Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian orang tua tercurah padanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat-sifat seperti: manja, kurang bisa bergaul dengan teman-teman sebayanya, menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan, dan sebagainya. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak saudara, jelas orangtuanya akan sibuk membagi perhatian kepada saudara-saudaranya itu. Oleh sebab itu anak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam suatu keluarga menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang pertama. Hal ini dimungkinkan karenaanak-anak yang lebih mudaakan banyak meniru dan belajar dari kakak-kakaknya.
Meskipun demikian, anak bungsu akan terlihat lebih lamban perkembangannya, karena dalam beberapa hal sangat bergantung pada kakak-kakaknya, sehingga kurang mendapat dorongan untuk berkembang sendiri, dan sifatnya yang manja ikut pula menghambat perkembanggannya.
3.      Faktor Umum
Faktor umum adalah faktor campuran antara faktor hereditas dan lingkungan. Faktor umum yang mempengaruhi perkembangan individu antara lain:
a.       Intelegensi
Intelegensi merupakan salah atu faktor umum yang mempengaruhi perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat kaitannya dengan kelambanan perkembangan. Dalam hal berbicara misalnya, anak yang cerdas sudah dapat berbicara pada usia 11 bulan, anak yang rata-rata kecerdasannya pada usia 16 bulan, bagi kecerdasannya yang sangt rendah pada usia 34 bulan, sedangkan bagi anak-anak idiot baru  bisa bicara pada usia 52 bulan.
b.      Jenis kelamin
Jenis kelamin juga memegang peranan yang penting dalam perkembangan fisik dan mental seorang anak. Dalam hal anak yang baru lahir misalnya, anak laki-laki sedikit lebih besar dari pada anak perempuan, tetapi kemuadian anak perempuan kemudian tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki. Demikian juga dalam hal kematangannya, anak perempuan lebih dahulu dari anak laki-laki.
c.       Kelenjar Gondok
Penelitian dalam bidang endocrinologi menunjukkan betapa pentingnya peranan yang dimainkan oleh kelenjar gondok terhadap perkembangan fisik dan mental anak-anak. Kelenjar gondok ini mempengaruhi perkembangan baik pada waktu sebelum lahir, maupun pada pertumbuhan dan perkembangan sesudahnya.
d.      Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umumyang mempengaruhi perkembangan individu. Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhannya juga akan mengalami hambatan.
e.       Ras
Ras juga turut mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya, anak-anak dari ras mediterranean (sekitar laut tengah) mengalami perkembangan fisik lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari bangsa-bangsa Eropa Utara. Demikian pula anak-anak Negro dan ras Indian, ternyata perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari ras bangsa-bangsa yang berkulit putih dan kuning.[5]
C.     Bawaan Versus Lingkungan
1.      Perdebatan ini mempermasalahkan kontribusi-kontribusi relatif faktor keturunan dan lingkungan dalam menentukan pengetahuan dan perilaku kita.
2.      Argumen bahwa perkembangan berakar pada faktor bawaan dikembangkan dari ajaran-ajaran para filsuf seperti Plato dan Descrates, yang mendukung gagasan bahwa kita dilahirkan dengan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan bawaan.
3.      Pandangan yang berpengalaman, bahwa pengaruh-pengaruh lingkungan menghasilkan kemajuan perkembangan, berakar dari gagasan-gagasan para pemikir seperti John Locke, yang mengemukakan pendapat tentang tabula rasa – gagasan bahwa pikiran adalah kertas tulis kosong pada  saat dilahirkan, dimana pengalaman akan menentukan pengetahuan kita.
4.      Bawaan mengacu pada:
a.       Sifat-sifat, kemampuan-kemampuan, dan kapasitas-kapasitas yang diturunkan.
b.      Ini mencakup semua yang dihasilkan oleh pengungkapan informasi genetik yang sudah ada sebelumnya.
c.       Perkembangan yang hanya bergantung pada bawaan semata disebut sebagai pematangan.
5.      Secara kontras, lingkungan mengacu pada:
a.       Pengaruh-pengaruh lingkungan yang membentuk perkembangan.
b.      Biasanya ini menyiratkan faktor-faktor sosialdan budaya yang memebentuk lingkungan kita dan bagaimanaperilaku-perilaku orang-orang disekitar kita memengaruhi perkembangan kita.
c.       Ini mencakup cara kita dibesarkan semasa kecil, sikap-sikap dan perilaku-perilaku kelompok sebaya kita, pengalaman-pengalaman kita, dan bahkan pilihan-pilihan yang kita ambil ketika kita bertambah usia, faktor-faktor kemasyarakatan seperti kondisi-kondisi sosio-ekonomi yang kita anggap penting.
6.      Dalam psikologi kontemporer, pandangan yang disepakati adalah bahwa perkembangan dihasilkan dari interaksi antara gen-gen dan lingkugan dan perdebatannya kini berkisar pada peran relatif bawaan dan lingkungan dalam berbagai aspek perkembangan.[6]
D.    Pengaruh Ketentuan Allah dalam Perkembangan
Terdapat bukti yang substansial (bersifat inti) yang memperlihatkan bahwa herediter dan lingkungan semata-mata tidak dengan sendirinya menentukan pola  perkembangan individu: ada hal yang paling utama dalam persoalan tersebut, yaitu segalanya tergantung kehendak Allah. Contoh yang paling mencolok adalah riwayat Nabi Isa as Ibn Maryam. Allah membuatnya dapat berbicara dalam buaiannya. Sebagaimana kita ketahui, perkembangan bahasa merupakan bagian integral dari perkembangan kognitif. Dalam stuasi normal, anak mulai berbicara pada usia dua tahun sepatah dua patah kata, dan sejalan dengan itu mereka mulai mengembangkan perbendaharaan bahasa. Kenyataan bahwa Nabi Isa as dapat berbicara pada masa buaian menunjukkan kekuatan Allah. Hal ini bukan faktor hereditas, juga bukan produk stimulasi intelektual dari lingkungan. Hal tersebut lebih merupakan manifestasi dari kebijaksanaan Tuhan, kekuatan-Nya yang tidak terbatas, kehendak-Nya, dan kemampuan-Nya untuk melakukan segala sesuatu.
Peran kehendak Allah dalam menentukan perkembangan individual seperti yang dinyatakan dalam pendekatan islam akan membantu memahami proses perkembangan yang lebih baik dari pendekatan psikologi Barat dalam berbagai cara. Perlu disadari, bahwa tidak semua konstruk dan kecenderungan psikologi dapat secara ketat dipengaruhi oleh semata-mata pengaruh herediter dan lingkungan. Karena bagaimanapun individu kadang-kadang menunjukkan kecenderungan tertentu yang secara jelas menyimpang dari penjelasan pengaruh herediter dan lingkungan.








PENUTUP
Kesimpulan
perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian petumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perkembangan tiap-tiap individu tidak sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besarnya, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor, yaitu faktor hereditas, faktor lingkungan dan faktor umum.
Peran kehendak Allah dalam menentukan perkembangan individual seperti yang dinyatakan dalam pendekatan islam akan membantu memahami proses perkembangan yang lebih baik dari pendekatan psikologi Barat dalam berbagai cara.












DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 2016,Bandung: Remaja Rosdakarya.
sumanto Wasti,  psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan. 2016, Jakarta: PT. Rineka cipta.
Arifin, M, Psikologi dan beberapa aspek kehidupan rohaniah manusia. 1976, Jakarta : PT. Bulan Bintang.
Netty, Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Upton, Penney, Terjemahan Psychologi Express: Developmental Psychologi. Jakarta: Erlangga.




[1] Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-6. 2016. Hal. 8-10.
[2] Wasti sumanto. psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan. Jakarta (PT. Rineka cipta: 2006) hal 82.
[3] M.Arifin. Psikologi dan beberapa aspek kehidupan rohaniah manusia. Jakarta (PT. Bulan Bintang: 1976) hal. 124.
[4] Hartati Netty, dkk. Islam dan Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 174.
[5]Desmita, op. cit. hal. 27-33.
[6] Penney Upton. Terjemahan Psychologi Express: Developmental Psychologi. Jakarta: Erlangga. Hal. 4-5.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

shuhbah, futuwah dan itsar

keutamaan shuhbah, futuwah dan itsar BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sahabat adalah orang yang bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, sehingga dalam   pembahasan ilmu hadist, para sahabat sangat berperan eksistensinya. Karena para sahabat   merupakan orang yang pertama langsung bertemu dengan Rasul dan hidup di zaman Rasulullah saw., Para sahabat inilah yang meriwayatkan hadist, sebab dia mendengar dan melihat perbuatan apa yang Rasulullah lakukan di zaman hidupnya. Para sahabat sangat berperan sebagai pengganti yang melanjutkan tugas Rasulullah Saw., setelah rasul wafat. Mereka melakukan penyebaran dakwah dengan segala resiko dan tantangan yang harus dihadapinya. Sahabat Rasulullah merupakan generasi yang paling mulia, karena mereka menerima pendidikan secara langsung dari Rasulullah Saw., disamping terdidik dalam suasana wahyu, mereka pula yang menjaga sunnah Rasulullah terpelihara. Sehingga dapat sampai dan berekembang kepad...

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL

MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.M Amin Syukur, M.A. JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Dibandingkan dengan binatang, manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis yang tidak berbeda. Namun, dalam hal yang lain manusia tidak dapat disamakan dengan binatang, terutama dengan kelebihan yang dimilikinya, yakni akal, yang tidak dimiliki oleh binatang. Para ahli ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat mengenai manusia. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya kekuatan dan peran multidimensional yang diperankan oleh manusia. Mereka melihat manusia hanya...

tuma'ninah, musyahadah dan ma'rifat

PEMBAHASAN A. Tuma’ninah الطمأنينة ) Secara bahasa tuma’ninah berarti tenang dan tentram. Tidak ada rasa was-was atau kawatir, tak ada yang dapat mengganggu perasaan dan pikiran karena ia telah mencapai tingkat kebersihan jiwa yang paling tinggi. Thuma’ninah adalah suasana ketentraman hati karena terpengaruh oleh sesuatu yang lain. Menurut al-Sarraj tuma’ninah sang hamba berarti kuat akalnya, kuat imannya, dalam ilmunya dan bersih ingatannya. Seseorang yang telah mendapatkan hal ini sudah dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Menurut ibnu Qayyim, “kebenaran adalah identik dengan ketentraman, sedangkan kebohongan adalah identik dengan keraguan dan kegelisahan.” Nabi juga bersabda, kebenaran adalah sesuatu yang menenangkan hati. Thuma’ninah Waktu shalat adalah waktu singkat yang sangat berharga bagi seorang muslim, karena ia sedang menghadap dan bermunajahat kepada Rabbnya yang Maha Tinggi dan Maha Tinggi dan Maha Agung oleh karena itu hendaknya berusaha untuk mening...